KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, secara resmi membuka Festival Budaya Kelurahan Oebufu Tahun 2025 yang berlangsung di Jl. Lontar II, Kelurahan Oebufu, tepatnya di lahan milik Keluarga Leoanak, Rabu (23/04). Festival ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-139 Kota Kupang dan HUT ke-29 sebagai Daerah Otonom.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD Kota Kupang, Richard Elvis Odja; Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Kupang, Jefry Edward Pelt, S.H.; para Staf Ahli Wali Kota; pimpinan perangkat daerah; camat dan lurah se-Kecamatan Oebobo; Ketua Panitia Melkianus Rihi; RT/RW se-Kelurahan Oebufu; Pendeta Pdt. Vivi Siar-Ballo, M.Th; perwakilan keluarga Leoanak; tokoh masyarakat; tokoh adat; pelaku UMKM; serta masyarakat Kelurahan Oebufu.
Wali Kota dan rombongan disambut meriah oleh marching band SMA Negeri 3 Kupang, ritual Natoni dari TTS, dan Tarian Manekat dari Sanggar Timor Mekar.
Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Oebufu atas semangat dan antusiasme mereka dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga Leoanak atas kesediaannya menyediakan lokasi kegiatan.
“Festival budaya seperti ini mencerminkan jiwa masyarakat Kota Kupang. Ia menghidupkan semangat kebersamaan, melestarikan warisan leluhur, dan mempererat tali persaudaraan,” ujar Wali Kota.
Ia juga mengapresiasi lomba-lomba yang digelar dalam festival, seperti lomba Tebe kreatif, lomba fashion show anak-anak dengan pakaian adat, lomba pidato bertema pengelolaan sampah “Sampah: Berkah atau Bencana?”, hingga lomba manajemen sampah antar 49 RT, yang menurutnya membuktikan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Wali Kota menegaskan bahwa Pemerintah Kota Kupang ke depan akan lebih sering menggelar festival budaya baik di kelurahan, kecamatan, maupun di Taman Nostalgia. “Taman Nostalgia akan ditata ulang menjadi ruang publik yang ramah bagi kegiatan seni dan budaya, lengkap dengan pusat kerajinan dan area pertunjukan,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti dampak ekonomi dari event-event budaya, seperti pawai Paskah beberapa waktu lalu yang melibatkan 104 UMKM. “Kita harus bangga. Setiap event adalah kesempatan untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Semakin sering kita adakan kegiatan seperti ini, semakin besar dampaknya bagi masyarakat,” jelasnya.
Mengakhiri sambutannya, dr. Christian Widodo berpesan agar semangat festival tidak berhenti pada acara ini saja. “Pemerintah Kota Kupang berkomitmen untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkuat identitas budaya kita. Mari kita rawat kebersamaan, pupuk gotong royong, dan lestarikan budaya sebagai kekuatan Kota Kupang,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Budaya Oebufu, Melkianus Rihi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas amanat Dinas Pariwisata Kota Kupang. Ia memaparkan bahwa kegiatan mencakup lomba fashion show anak-anak, lomba Tebe antar kelompok, serta lomba manajemen pengelolaan sampah antar 49 RT.
“Festival ini bukan sekadar pertunjukan budaya, tetapi menjadi ruang lahirnya inisiatif baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami ingin festival ini menjadi jembatan antara warga dan pemerintah untuk menyampaikan aspirasi dan mendapatkan solusi,” ujarnya.
Usai membuka acara, Wali Kota turut menyaksikan perlombaan pidato dan tari daerah, serta ikut menari bersama warga. Ia juga mengajak seluruh pimpinan perangkat daerah, camat, dan lurah yang hadir untuk mengunjungi dan berbelanja di stand-stand UMKM yang tersedia.(*/nm)