KUPANG, LIPUTANNTT.com,Organisasi mahasiswa kebanggaan Nusa Tenggara Timur, Pasola Student, baru saja menggelar aksi bakti sosial yang tak hanya membersihkan sampah, tapi juga menebarkan virus kebaikan dan kepedulian lingkungan. Dipimpin oleh bidang Hubungan Masyarakat (Humas) yang enerjik dan didukung solid oleh seluruh anggota, kegiatan ini sukses besar dan meninggalkan jejak positif di bibir pantai yang indah ini.
Bayangkan, puluhan mahasiswa dengan semangat membara menyisir setiap sudut Pantai Oesapa. Bukan hanya sekadar memungut sampah, tapi mereka juga memberikan edukasi kecil kepada para pengunjung tentang pentingnya menjaga kebersihan. Aksi nyata ini adalah jawaban atas keprihatinan Pasola Student terhadap ekosistem pesisir yang rentan akibat ulah segelintir oknum yang gemar "menitipkan" sampah sembarangan.
"Ini bukan hanya soal membersihkan fisik pantai, tapi juga membersihkan 'mindset' kita tentang tanggung jawab terhadap lingkungan," tegas Ongki Mahendra Garra, sang motor penggerak dari bidang Humas. Dengan nada bersemangat, ia menekankan bahwa pantai bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga sumber ekonomi masyarakat yang harus dijaga bersama. "Mari kita buang sampah pada tempatnya. Sekecil apapun tindakan kita, dampaknya besar untuk kelestarian pantai Surabaya tercinta," ajaknya lantang, meski Pantai Oesapa yang menjadi fokus aksi kali ini.
Namun, ada satu hal yang lebih menarik dari sekadar aksi bersih-bersih. Ongki berbagi sebuah insight yang mendalam: "Menolong itu universal! Kita tidak perlu melihat latar belakang seseorang. Ketulusan adalah mata uang sejati dalam setiap uluran tangan." Pernyataan ini seolah menjadi ruh dari seluruh kegiatan, menyatukan perbedaan dalam satu tujuan mulia.
Sang nahkoda Pasola Student, Alfred Frengki Biru, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. "Melihat antusiasme teman-teman, saya yakin setiap sampah yang kita pungut hari ini adalah investasi kecil untuk masa depan lingkungan yang lebih baik," ujarnya dengan mata berbinar. Ia memberikan apresiasi khusus kepada bidang Humas yang telah bekerja keras mewujudkan kegiatan ini. Alfred berharap, semangat kebersamaan dan kepedulian ini akan terus membara dan menjadi tradisi yang mengakar kuat di Pasola Student.
Bahkan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang biasanya fokus pada angka, kali ini ikut terhanyut dalam euforia kebaikan. Yohanis J. Garra Amd.,Par, dengan senyum lebar mengungkapkan, "Sungguh membahagiakan bisa menjadi bagian dari aksi heroik ini! Jangan pernah ragu untuk terlibat dalam kegiatan positif seperti ini, karena pengalaman berorganisasi adalah bekal emas di kehidupan nanti."
Dewan Pengarah, Derianty D. Tuwa, memberikan pesan singkat namun mengena: "Buang sampah pada tempatnya! Itu bukan permintaan, tapi perintah untuk diri kita sendiri demi lingkungan dan kesehatan." Ia menggambarkan kegiatan bersih-bersih ini sebagai pengalaman menyenangkan yang menumbuhkan kesadaran dan mempererat persaudaraan.
Tak ketinggalan, Kabid Penalaran, Indralius Hili Galli, melihat dampak yang lebih luas dari kegiatan ini. "Ini bukan hanya tentang Pantai Oesapa, tapi tentang inspirasi untuk seluruh NTT! Mari kita teruskan gerakan ini demi lingkungan yang bersih dan sehat," serunya penuh harap.
Meskipun diakui ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan, Pasola Student menunjukkan jiwa besar dengan menyampaikan permohonan maaf. Namun, hal ini justru semakin menunjukkan komitmen mereka untuk terus belajar dan berkembang. Harapan besar pun terucap agar kegiatan bakti sosial ini dapat menjadi agenda rutin tahunan dengan pelaksanaan yang semakin matang dan memberikan dampak yang lebih signifikan.
Pasola Student telah membuktikan bahwa kepedulian itu menular! Aksi mereka di Pantai Oesapa bukan hanya membersihkan sampah, tapi juga menanamkan benih-benih kesadaran dan semangat gotong royong. Semoga aksi inspiratif ini dapat menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa lainnya dan menggerakkan lebih banyak pihak untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. (*/OB)
