Wagub Johni Asadoma Dampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Adonara-Flotim, Ikuti Exotic Lamaholot Hingga Dinobatkan Menjadi Keluarga Besar Lamaholot Suku Lamatokan

Pemred Liputan NTT
0


FLOTIM, LIPUTANNTT.com,Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon didampingi Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma mengunjungi Pulau Adonara tepatnya di Desa Sukutokan, Kecamatan Kelubagolit, Kabupaten Flores Timur (Flotim), dari Jumat (25/4) sore hingga Sabtu (26/4) siang.


Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wagub NTT, Johni Asadoma di Desa Sukutokan-Adonara untuk menghadiri langsung Festival Budaya Exotic Lamaholot serta berdiskusi bersama warga Lamaholot untuk fokus pada pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah Lamaholot.


Turut hadir pula, Kabinda NTT, Eko Hassep Nurgito, Plt. Dirut Bank NTT, Yohanes Landu Praing, Usman Muhammad Tokan/Donnie Tokan (Tokoh masyarakat, Putra Asli Sukutokan/Diaspora NTT di Jakarta) yang menginisiasi penyelenggaraan Exotic Lamaholot, Ketua Yayasan Bambu Lingkungan Lestari Indonesia (YPLLI), Prof. Jatnika Nanggamiharja, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambros Kodo, Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldy Pelokila.


Sebelumnya kedatangan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma serta rombongan di Bandara Gewayantana, disambut langsung oleh Bupati Flotim, Antonius Doni Dihen serta jajaran Forkopimda. Penyambutan oleh Bupati Flotim ditandai dengan pengalungan kain adat Flotim.


Menteri Fadli Zon didampingi Wagub Johni dan rombongan kemudian menuju ke rumah jabatan Bupati Flotim untuk beristirahat sejenak sebelum berlayar dari pelabuhan laut Larantuka menuju pelabuhan laut Tobilota-Adonara.


Setibanya di Adonara, rombongan kemudian singgah sejenak ke Rumah Adat di Desa Lamapaha, Kecamatan Kelubagolit. Di Rumah Adat tersebut hanya Menteri Fadli Zon dan Wagub Johni Asadoma saja yang masuk dan diterima secara adat melalui seremoni adat _“Behin Muan Papan Muan”_ oleh para Tetua Adat setempat.


Setelah itu, rombongan menuju ke Desa Sukutokan, Kacamatan Kelubagolit. Di desa tersebut Menteri Fadli Zon serta Wagub Johni Asadoma dan rombongan kemudian disambut oleh pagar betis anak-anak sekolah dan berjalan kaki kurang lebih 100 meter menuju gerbang desa diiringi dengan tarian penjemputan (tarian Perang Hedung yang melambangkan semangat perjuangan, perlindungan, dan penghormatan).


Setibanya di gerbang desa, langsung disapa secara adat oleh para Tetua Adat setempat kemudian rombongan menuju ke Wisma Adonara, tempat menginap Menteri Fadli Zon dan Wagub Johni Asadoma.


Diskusi dan Sharing Budaya Daerah di Wisma Adonara:


Dalam ramah tamah di Wisma Adonara yang dihadiri oleh perwakilan Forkopimda, para tokoh masyarakat dan komunitas masyarakat adat, dan komunitas budaya lokal dari Flotim, Lembata dan Alor, Wagub NTT, Johni Asadoma menyampaikan apresiasi atas kunjungan Menteri Kebudayaan RI. Wagub Johni Asadoma mengatakan bahwa kebudayaan di NTT, khususnya di wilayah Lamaholot, tidak cukup hanya dinikmati secara visual saja, tetapi harus datang langsung dan menikmati atraksi budaya tersebut.


“Selamat datang di Bumi Lamaholot, tepatnya di Pulau Adonara Bapak Menteri Kebudayaan. Kekayaan budaya di NTT sangat beragam dan unik dan itu semua tidak bisa hanya dilihat lewat gambar, cerita atau di media sosial saja. Semua keanekaragaman tradisi adat dan nilai-nilai budaya di NTT seperti halnya Lamaholot hanya bisa kita rasakan dengan kehadiran langsung kita di sini. Dengan begitu kita akan membaur jadi satu dan benar-benar bisa merasakan semua suguhan atraksi adat dan budayanya,” ucap Wagub Johni Asadoma.


“Melalui kunjungan ini semoga membawa percikan angin segar bagi pelestarian dan pengembangan budaya yang tidak hanya di Lamoholot tetapi untuk di Provinsi NTT secara keseluruhan,” jelas Johni.


Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen dalam sekapur sirihnya dihadapan Menteri Kebudayaan RI dan Wakil Gubernur NTT serta rombongan menyebutkan bahwa Lamaholot yang meliputi Flores Timur, Lembata dan Alor memiliki kekayaan budaya yang beragam yang mencakup tradisi dan ritual adat, tarian, lagu, dan berbagai ekspresi budaya yang merupakan warisan budaya.


“Pertama tentu selamat datang kepada Bapak Menteri Kebudayaan RI juga Bapak Wakil Gubernur NTT di Desa Sukutokan, Pulau Adonara, Bumi Lamoholot. Lamaholot yang terdiri dari Flores Timur, Lembata dan Alor sendiri punya kekayaan budaya yang beragam, salah satunya yang dikemas dalam Exotic Lamaholot. Tradisi dan ritual adat, tarian, lagu, dan juga ekspresi budaya sangat beragam di sini,” ucap Bupati Flotim.


“Dan di sini juga terdapat manuskrip berupa naskah 3 surat perjanjian dan 1 surat keputusan antara Kerajaan Adonara dan Hindia Belanda tahun 1893-1935. Larantuka juga memiliki Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang sudah terdaftar di tingkat nasional yaitu Semanta Santa yang adalah  produk akulturasi budaya dari bangsa Portugis. Itu sebagian kekayaan budaya yang saya gambarkan dan masih banyak lagi. Tantu kehadiran Bapak Menteri dan Wagub NTT kami harapkan membawa semangat kebudayaan di Bumi Lamaholot,” jelas Bupati Flotim.


Sementara itu, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengungkapkan kebahagiaannya karena untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di wilayah Lamaholot khususnya di Pulau Adonara dengan beragam kekayaan budayanya.


“Terima kasih atas penyambutan secara adat yang luar biasa. Saya sangat bahagia bisa hadir di Bumi Lamaholot, di Desa Sukutokan. Seperti yang Pak Wagub katakan tadi, bahwa budaya adalah sesuatu yang hidup dan beragam dan budaya di NTT khususnya di Lamaholot harus kita saksikan, rasakan dan nikmati langsung. Karena kalau hanya melalui media sosial, TV atau foto-foto saja rasanya tidak cukup,” ucap Menteri Kebudayaan.


Menteri Fadli Zon mengatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan mega diversity budaya, yang mana budaya lokal merupakan asal muasal atau akar dari budaya nasional. Dan semua budaya lokal wajib dijaga kelestariannya sebagai identitas bangsa Indonesia.


“Budaya itu sering dianggap sepele, atau tidak terlalu penting. Padahal dalam perjalanan sejarah bangsa, budaya merupakan identitas bangsa dan harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi, karena merupakan warisan yang tidak ternilai,” ucap Menteri Kebudayaan.


“Seperti juga yang tadi dikatakan Pak Bupati Flotim, salah satu kekayaan budaya di Flores Timur juga ada Prosesi Semanta Santa yang merupakan produk akulturasi budaya dari Portugis. Tradisi ini juga diperingati di berbagai belahan dunia seperti di Kolombia. Dan tradisi ini juga sudah tercatat dalam daftar _Intangible Cultural Heritage_ (ICH) UNESCO. Kita Indonesia juga berencana untuk mengajukan extension Samana Santa sebagai ICH yang berasal dari Indonesia ke dalam daftar UNESCO,” tutur Menteri Fadli Zon.


“Dalam kesempatan ini, saya juga mengajak kita semua, jajaran pemerintah daerah untuk mengoptimalkan upaya dalam pemajuan kebudayaan daerah seperti pembangunan museum karena museum sendiri merupakan etalase budaya kita, penetapan cagar budaya dan warisan budaya tak benda, dan berbagai penelitian Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB), tentunya dengan meningkatkan jumlah Tenaga Ahli Cagar Budaya di tingkat kota/kabupaten,” Jelas Fadli Zon.


Menteri Fadli Zon pada kesempatan tersebut juga menekankan pentingnya _intellectual property_ kebudayaan khususnya dalam konteks kreasi Tenun Ikat Adonara serta keterlibatan generasi muda, salah satunya dengan transfer ilmu dari para Maestro Seni Daerah dan Nasional.


Wagub Johni dan Menteri Fadli Zon Ikut Melebur dalam Tarian “Sole Oha” dan “Nama”


Usai sharing budaya dan berdiskusi bersama warga Desa Sukutokan tentang upaya pemajuan kebudayaan daerah, Menteri Kebudayaan bersama Wakil Gubernur NTT kemudian menuju ke Lapangan Kote Keso Alun-Alun Wuring Sanga Bunga Lolon Lewa Werang di Sukutokan untuk kembali bertemu warga sekitar dengan disuguhi permainan tradisional dan atraksi budaya setempat.


Kedatangan Menteri Fadli dan Wagub Johni serta rombongan disambut dengan tarian tradisional oleh para Ina-Ina (sebutan masyarakat Lamaholot untuk Ibu-Ibu) dan tarian Perang Hedung yang dibawakan oleh anak-anak kecil dengan semangat.


Setelah itu, Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur NTT menyaksikan permainan tradisional gasing yang dilakukan oleh anak-anak penduduk desa setempat, dimana permainan ini yang dalam bahasa lokal dikenal sebagai Ture' Kote.


Gasing, alat permainan tradisional yang merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan (OPK) ini juga mengajarkan tentang ketekunan, kesabaran, dan keseimbangan. Dan Indonesia bersama negara-negara ASEAN sedang mempersiapkan untuk mengajukan _joint nominations gasing_ di daftar _Intangible Cultural Heritage_ UNESCO.


Tak hanya anak-anak kecil, para Ina-Ina Sukutokan juga menampilkan permainan Kote Keso, yakni permainan menembak biji buah. Permainan ini sangat sarat nilai tradisi dan kebersamaan oleh masyarakat kampung.


Usai menyaksikan suguhan permainan tradisional, Menteri Fadli Zon dan Wagub NTT Johni Asadoma kemudian berpartisipasi ikut menari _”Sole Oha”_ dan _”Nama”_ bersama warga sekitar hingga larut malam. Usai menari bersama masyarakat, Wagub NTT dan Menteri Kebudayaan kemudian kembali ke rumah warga Wisma Adonara untuk beristirahat.


Wagub Johni Asadoma Bersama Menteri Fadli Zon Hadiri Pentas Budaya Lamaholot:

Setelah bermalam di rumah warga Wisma Adonara, pada Sabtu (26/4/2025) pagi, Menteri Kebudayaan didampingi Wakil Gubernur NTT bersiap menuju lapangan Garuda untuk menghadiri kegiatan Pentas Budaya Lamaholot yang merupakan rangkaian kegiatan Exotic Lamaholot yang baru pertama kalinya diadakan di Lamaholot.


Namun sebelum itu, keduanya terlebih dahulu menyempatkan diri menuju lapangan Apebuan untuk menanam anakan pohon Cendana (flora khas NTT) sekaligus meninjau proyek pembangunan lapangan sepakbola beserta tribunnya yang merupakan hasil swadaya masyarakat setempat.


Setelah itu rombongan menuju lapangan Garuda yang terletak di Desa Sukutokan, tidak jauh dari penginapan. Sesampainya di lapangan tersebut, Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur NTT disambut dengan sapaan adat dan menuju ke tribun VIP dengan diiringi dengan tarian Perang Hedung yang dibawakan oleh Sanggar Pledo.


Dengan mengusung tema _Lamaholot Central Culture Of The World,_ kegiatan ini menampilkan bukan hanya pertunjukan seni dan budaya masyarakat Lamaholot tapi juga bertujuan untuk membangun kekuatan ekonomi masyarakat lokal yang berakar dari budayanya, melalui pameran produk-produk UMKM dari berbagai daerah Lamaholot.


Acara ini diawali dengan berbagai pertunjukan seperti tari-tarian tradisional yang berasal dari Flores Timur, Lembata, dan Alor seperti Tari Lilin, yang merupakan tarian pembuka dalam kegiatan ini bermakna penyambutan bagi tamu di Lamaholot. Selanjutnya, juga ditampilkan tarian seperti Tari Gawe Au dengan menggunakan bambu, Tari Hedung Sorong, dan penampilan musik Tatong, menggunakan alat musik gendang yang merupakan tradisi leluhur dalam sebuah perayaan adat.


“Saya berharap agar kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara berkelanjutan, bahkan dalam skala yang lebih besar seperti festival budaya yang menunjukkan berbagai keberagaman budaya yang ada di NTT,” ujar Menteri Kebudayaan dalam sambutannya.


“Sebagai salah satu negara dengan populasi Melanesia terbesar yang tersebar di berbagai provinsi seperti NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan, Indonesia memiliki peran penting dalam mendorong diplomasi budaya Melanesia di kawasan. Untuk itu, saya optimis ke depan kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana diplomasi budaya kita di kawasan, khususnya dalam konteks Pasifik Selatan,” jelas Fadli Zon.


“Dengan jumlah bahasa daerah lebih dari 200, NTT memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Ke depan, saya berpandangan agar kegiatan seperti Exotic Lamaholot ini dapat berlangsung juga di berbagai daerah, dengan berdasar pada inisiatif masyarakat daerah dan komunitas. Kementerian Kebudayaan siap mendukung berbagai inisiatif masyarakat dalam upaya pemajuan kebudayaan daerah,” ujar Menteri Fadli Zon.


_*Prosesi Adat Penobatan Bapak Fadli Zon Menjadi Bagian Keluarga Lamaholot Suku Lamatokan*_


Dalam Festival Budaya Lamaholot tersebut, juga dirangkaikan dengan penobatan Bapak Fadli Zon menjadi bagian Keluarga Lamaholot Suku Lamatokan. 


Acara penobatan ini berlangsung dengan nuansa tradisi yang kental, mencerminkan nilai-nilai luhur warisan budaya Lamaholot. Prosesi ini dimulai dengan penyematan pakaian adat khas Lamaholot kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dimana tenun tersebut ditenun langsung oleh Ina-Ina yang terdiri dari kain adat serta peralatan perang seperti parang, perisai perang dan diikuti dengan tutur adat oleh para Tetua Adat. Kemudian dilanjutkan dengan meminum tuak dan diberikan rokok adat sebagai simbol memohon restu dari Leluhur Lewotana.


Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma juga dipakaikan kain adat juga diberikan parang dan perisai pada kesempatan tersebut. Bersama Menteri Kebudayaan, Wagub Johni Asadoma juga ikut diberikan dan meminum tuak adat dan diberikan rokok adat sebagai simbol memohon restu dan doa dari para Leluhur Lewotana.


Menteri Kebudayaan menyampaikan bahwa penobatan ini merupakan kehormatan besar baginya yang telah masuk dalam keluarga besar Lamaholot.


“Saya merasa sangat terhormat atas penghargaan dari para tetua adat, kepala suku, dan masyarakat Adonara atas penobatan sebagai bagian dari keluarga besar Lamaholot, khususnya Suku Lamatokan,” ujar Fadli Zon.


“Tentunya penghargaan ini bukan hanya sekedar perayaan budaya semata, namun pengingat bagi saya pribadi untuk berperan aktif sebagai bagian dari penjaga budaya dan tradisi Lamaholot yang sangat kaya dan beragam ini. Peran aktif dan inisiatif masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pemajuan kebudayaan daerah. Di tengah era globalisasi seperti saat ini, penting bagi kita untuk melestarikan tradisi dan budaya agar tak lekang oleh zaman,” ucap Fadli Zon.


“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Kebudayaan, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa warisan budaya Indonesia terpelihara dan dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat identitas nasional, perekat dan pemersatu bangsa, serta memperkaya peradaban dunia sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang mengamanatkan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Jelasnya.


Acara juga dirangkaikan dengan penyerahan secara simbolis bibit bambu dari Ketua YBLLI, Prof. Jatnika Naggamiharja kepada Bupati Flores Timur, Perwakilan Bupati Lembata dan Perwakilan Bupati Alor.


Pada kesempatan tersebut Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur NTT juga menyerahkan tabungan pendidikan dari Bank NTT bagi siswa/i Sekolah Dasar berprestasi.


Sebelum meninggalkan tempat acara, Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur NTT juga menyempatkan diri untuk mengunjungi stand-stand UMKM untuk melihat dan berbelanja berbagai produk UMKM seperti tenun ikat yang merupakan kekayaan intelektual dari Ina-Ina Penenun, serta produk-produk kuliner seperti jagung titi, kripik serta hasil-hasil kerajinan lainnya.


Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma mengatakan kunjungan Menteri Kebudayaan merupakan bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap kelestarian dan kemajuan budaya di NTT yang sangat unik dan kaya serta beranekaragam.


“Melalui kunjungan ini, diharapkan terjadi sinergi yang lebih kuat antar pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga, merawat, dan melestarikan serta memajukan kekayaan budaya Nusantara, khususnya kekayaan budaya lokal NTT yang begitu beragam dan memiliki nilai historis yang tinggi.” Ujar Wagub Johni Asadoma.(*/ar)



Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

Melayani permintaan peliputan dan pemasangan iklan banner. Marketing Director (Email: redaksiliputanntt@gmail.com.Contact Person:081236630013). Alamat Redaksi: Jl. Oekam, RT 13/RW 005 Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT. Email: redaksiliputanntt@gmail.com. Tlp/Hp: 081236630013 Rekening: BRI: No. Rek. 467601014931533 a.n. Hendrik Missa Bank NTT: No. Rek. 2503210258 a.n. Hendrik Missa