Jemaat Betel Sonraen Berkumpul Dalam Nuansa Bulan Bahasa dan Budaya GMIT, Dengan Menghadirkan Keindahan Etnis Sabu

Pemred Liputan NTT
0

 

OELAMASI, LIPUTANNTT.com,Jemaat Betel Sonraen Yang Dikasihi Tuhan! Hari ini, kita berkumpul dalam nuansa Bulan Bahasa dan Budaya GMIT dengan menghadirkan keindahan etnis Sabu. Meski kita berada di daratan Timor (Amarasi), sebagai sesama anak-anak Tuhan, kita diajak untuk membuka hati dan belajar mengasihi saudara-saudara kita dari Sabu.


Minggu ini kita akan  menyembah Allah Tritunggal dengan nuansa orang-orang bersaudara dari pulau Sabu Raijua. Kita akan mengecap manisnya kebaikan Tuhan dari pulau sejuta lontar sebagai pohon kehidupan. Hidup di pulau Sabu dan Raijua penuh perjuangan berhadapan dengan lingkungan alam yang kering di atas pangkuan lautan Hindia, namun justru keadaan itulah yang membuat semua orang yang pernah menginjakkan kaki mereka di tanah sabu, selalu membuat rasa rindu yang kuat untuk pulang ke sabu. Kita membutuhkan mata iman untuk melihat melampaui kondisi fisiknya yang kering dan penuh bebatuan. Para leluhur  menyebut pulau mereka dengan nama  Rai due nga donahu (negeri lontar dan gula) sebuah sapaan  penuh harapan. Orang-orang sabu dari neg’ri yang jauh selalu menyimpan rasa rindu untuk kembali ke Rai due nga donahu.


Kekayaan tradisi masyarakat Sabu, antara lain: Hengeddho dan Pado’a.  Henggeddho adalah salam tradisional dengan menyentuh hidung satu sama lain. Henggeddho dilakukan saat pertemuan, setelah perpisahan lama seperti pulang dari rantau, atau tamu dari luar pulau. Juga hadir dalam ritual adat, termasuk penyambutan, perdamaian, atau rekonsiliasi. Tidak dilakukan sembarangan, hanya dengan mereka yang dianggap penting atau akrab secara relasional. Sedangkan Pado’a adalah tarian kebersamaan dan persahabatan karena semua penarinya membentuk lingkaran dan saling berpelukan serta bernyanyi bersama. Kekayaan budaya ini menjadi sarana pemulihan bagi orang Sabu.

Relevansi bagi Kehidupan Jemaat Betel Sonraen:

Perayaan Bulan Bahasa dan Budaya GMIT Etnis Sabu pada Minggu, 11 Mei 2025, dengan tema “Sentuhan Fisik yang Memulihkan” (Yohanes 20:19-29), mengajak jemaat untuk belajar dari kekayaan iman dan budaya masyarakat Sabu. Melalui praktik Hengeddho (salam hidung) dan Pado’a (tarian pelukan), kita diingatkan bahwa:

1. Pemulihan Melalui Relasi - Seperti Yesus yang memulihkan Tomas lewat sentuhan fisik (Yoh. 20:27), budaya Sabu menunjukkan bahwa kebersamaan dan sentuhan kasih (Hengeddho/Pado’a) adalah sarana pemulihan luka fisik maupun rohani. Dalam Jemaat Betel Sonren, kita dipanggil untuk menjadi saluran pemulihan melalui kehadiran yang penuh empati, terutama bagi yang terisolasi atau terluka.


2. Iman yang Mengatasi Tantangan - Masyarakat Sabu hidup di tanah kering, tetapi melihatnya sebagai "Rai Due nga Donahu" (negeri berkat). Ini mengajak Jemaat Betel Sonren untuk memiliki mata iman-melihat Tuhan berkarya di tengah keterbatasan, termasuk dalam dinamika pelayanan dan kehidupan sehari-hari.


3. Persekutuan yang Menghidupkan - Tarian Pado’a mencerminkan persatuan dalam lingkaran kasih. Jemaat Betel Sonraen dipanggil untuk membangun komunitas yang saling menguatkan, seperti Sabu yang merindukan pulang ke kampung halaman. Ini relevan dengan semangat koinonia (Kisah Para Rasul 2:42).


4. Budaya sebagai Sarana Injil - Tradisi Sabu bukan sekadar adat, tetapi media pewartaan nilai-nilai Kristus: perdamaian (Hengeddho dalam rekonsiliasi) dan sukacita bersama (Pado’a). Gereja dapat memanfaatkan kearifan lokal untuk memperdalam makna pelayanan.


Aplikasi Praktis:

Meneladani sikap ramah dan rekonsiliatif ala Hengeddho dalam menyambut anggota baru atau menyelesaikan konflik.

Memupuk kebersamaan lewat kegiatan yang mempererat relasi (misalnya ibarat Pado’a dalam persekutuan).

Menguatkan iman bahwa Tuhan menyediakan berapa pun "tanah kering" hidup kita, seperti Ia memelihara Sabu di tengah lautan.


"Sentuhan kasih dan persekutuan yang erat adalah cermin kasih Kristus yang memulihkan.


"Selamat merayakan kekayaan iman dan budaya dalam terang Injil!"(*/MB)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

Melayani permintaan peliputan dan pemasangan iklan banner. Marketing Director (Email: redaksiliputanntt@gmail.com.Contact Person:081236630013). Alamat Redaksi: Jl. Oekam, RT 13/RW 005 Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT. Email: redaksiliputanntt@gmail.com. Tlp/Hp: 081236630013 Rekening: BRI: No. Rek. 467601014931533 a.n. Hendrik Missa Bank NTT: No. Rek. 2503210258 a.n. Hendrik Missa