KUPANG,LIPUTANNTT.com,Bertempat di Aula Lt. III Stikes Maranatha Kupang, pada Kamis (12/6/2025), Gubernur NTT menghadiri Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka Wisuda, Angkat Sumpah, dan Pelantikan Lulusan Profesi Ners (S.Kep.Ners), Sarjana Keperawatan (S.Kep), Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep), dan Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb) STIKES Maranatha Kupang Tahun 2025.
Turut hadir pada momen tersebut, perwakilan Forkopimda NTT, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV, Ketua Yayasan Maranatha NTT, Ketua dan Segenap Civitas Akademika STIKES Maranatha Kupang, unsur Pejabat Sipil, TNI dan POLRI, serta Orang Tua para wisudawan/ti.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena pada sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Ketua dan Segenap Civitas serta 256 para wisudawan/ti STIKES Maranatha Kupang, yang pada hari ini diwisuda, Angkat Sumpah, dan Pelantikan Lulusan Profesi Ners.
“Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Ketua Yayasan dan Segenap Civitas Akademika STIKES Maranatha Kupang, yang sekali lagi telah melahirkan tenaga-tenaga profesional baru di bidang kesehatan. Ucapan selamat berbahagia juga saya sampaikan kepada seluruh wisudawan/ti dan keluarga yang pada hari ini diwisuda,” ucap Gubernur Melki Laka Lena mengawali sambutannya.
Menurut Gubernur Melki, menjadi tenaga kesehatan bukan hanya sekadar soal profesi, namun merupakan panggilan hidup, dimana dituntut lebih dari sekadar kompetensi teknis, melainkan juga kepekaan, kepedulian, dan ketangguhan batin.
“Ketika kelak saudara/i hadir di tengah masyarakat, saudara/i tidak hanya akan menjadi perawat, ners, atau bidan yang kompeten, tetapi juga harus menjadi pribadi yang berempati, hadir utuh, dan melayani dengan hati,” ucap Melki.
“Saudara/i akan menghadapi berbagai situasi—yang kadang tak hanya soal penyakit, tetapi juga soal harapan, ketakutan, dan rasa kehilangan. Di sanalah peran saudara/i menjadi lebih dari sekadar penyembuh fisik. Saudara/i adalah pendengar yang sabar, perawat yang penuh kasih, dan komunikator yang menyalakan lilin harapan bagi pasien dan keluarganya,” ungkap Melki.
Gubernur NTT juga meyakini STIKES Maranatha Kupang telah membekali para wisudawan/ti tidak hanya dengan kemampuan teknis yang solid, tetapi juga dengan kepekaan afektif - kesiapan hati untuk melayani dengan empati dan kasih.
“Lembaga ini bukan sekadar tempat belajar, tetapi tempat membentuk watak pengabdian. Dan sesuai dengan namanya, Maranatha yang berarti Tuhan akan datang, saya percaya bahwa saudara/i dipanggil untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan dalam setiap tugas dan pelayanan,” kata Melki.
“Saudara/i diharapkan menjadi pribadi yang menghadirkan penghiburan di tengah derita, sukacita di tengah kecemasan, dan harapan di tengah ketidakpastian. Di manapun saudara/i bertugas kelak, bawalah semangat Maranatha itu bukan hanya sebagai nama almamater, tapi sebagai roh pengabdian yang hidup dalam tindakan dan keputusan sehari-hari,” tambah Gubernur NTT.
Gubernur Melki juga mengingatkan para wisudawan/ti untuk tidak berpuas diri namun tetap terus belajar menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan sehingga bisa berdampak bagi masyarakat banyak dengan kualitas pelayanan yang lebih baik.
“Dunia kesehatan terus berkembang, ilmu terus bergerak, teknologi terus berubah, dan kebutuhan masyarakat pun semakin kompleks. Karena itu, teruslah belajar. Tingkatkan kompetensi. Perkuat integritas. Agar saudara/i tak hanya menjadi tenaga kesehatan yang profesional, tapi juga relevan, adaptif, dan berdampak di tengah masyarakat yang semakin menaruh harapan besar pada kualitas layanan kesehatan,” jelas Gubernur Melki.
Gubernur juga mengungkapkan, bersama Wakil Gubernur NTT, Ia telah menetapkan tujuh pilar utama pembangunan, dan salah satu pilar strategis yakni pilar kedua adalah kesehatan.
“Kami berkomitmen kuat untuk menjadikan posyandu sebagai pusat komando pelayanan dasar di masyarakat, khususnya dalam upaya penanggulangan stunting, gizi buruk, dan peningkatan kesehatan ibu dan anak. Selain itu, kami terus mendorong peran aktif puskesmas dalam deteksi dini dan penanganan kasus kesehatan secara cepat dan tepat. Kami juga berjuang agar layanan kesehatan bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang tinggal di wilayah terpencil, melalui peningkatan kepesertaan BPJS dan perluasan layanan primer yang bermutu,” jelas Melki.
“Dan tentu saja, kami juga memprioritaskan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan dan mendukung pelatihan berkelanjutan, agar saudara/i dapat memberikan pelayanan yang berbasis bukti, berdaya saing, dan berorientasi pada hasil,” tambahnya.
“Saya pun terus mengingatkan kepada saudara/i sekalian untuk bergabung dalam barisan pengabdian ini. Terlibat aktif dalam penurunan stunting, penanggulangan kematian ibu dan bayi, serta menjadi promotor kesehatan di tengah masyarakat. Bukan hanya bekerja di klinik atau rumah sakit, tapi juga turun ke masyarakat, menyentuh keluarga, dan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya hidup sehat,” jelasnya.
Gubernur NTT juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, akademisi, sektor swasta, maupun masyarakat sipil untuk terus mendukung kerja kolaboratif dalam mendorong percepatan pembangunan kesehatan di NTT.
“Kami percaya, kehadiran sekolah tinggi kesehatan, termasuk STIKES Maranatha, melalui program pengabdian masyarakat, riset terapan, dan inovasi pelayanan, dapat memberi kontribusi nyata dalam menjawab tantangan kesehatan yang kita hadapi bersama,” ucapnya.
“Sekali lagi, mari kita terus berkolaborasi, saling menopang, dan saling menguatkan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, demi terwujudnya Nusa Tenggara Timur yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan.” Jelas Gubernur Melki Laka Lena mengakhiri sambutannya.
Untuk diketahui, rincian 256 Wisudawan/ti yang diwisuda, yakni Sarjana Keperawatan (S.Kep) 163 orang, Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) 21 orang, dan Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb) 36 orang serta Pelantikan Lulusan Profesi Ners (S.Kep.Ners) sebanyak 36 orang.(*/axr)