Kupang, LIPUTANNTT.com,Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc resmi melantik 5 (lima) orang pejabat di Gedung Graha Cendana.
Lima pejabat tersebut adalah Dr. Drs. Paul G. Tamelan, M.Si sebagai Wakil Rektor (WR) II Bidang Umum dan Keuangan, menggantikan pejabat sebelumnya Dr. Ir. Jalaludin, M.Si. Ichsan Rahmi, ST., MT sebagai Koordinator Prodi Pendidikan Elektro pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Ricky Ekaputra Foeh, S.Pd., MM sebagai Koordinator Prodi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakulas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), dr. Efrisca Meliyuita Br. Damanik, M.Biomed, S.Ppa., MM sebagai Direktor Rumah Sakit Umum Undana, dan Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ), Dr. Soni Doke, S.Pt., M.Kes.
Acara pelantikan tersebut turut dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha I. R. Detha, M.Si, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, Direktur Pascasarjana, Prof. Drs. Felix Tans, M.Ed., Ph.D, para dekan beserta wakil dekan, para kepala lembaga, kepala biro beserta para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Undana.
Dalam sambutannya, Rektor Prof. Maxs menyampaikan proficiat dan selamat kepada 5 pejabat yang dilantik, dan menyampaikan terima kasih atas pengabdian pejabat sebelumnya, khusususnya kepada Dr. Ir. Jalaludin, M.Si dan dr. Bobby Koamesah.
Rektor pada kesempatan itu mengajak para pejabat agar menjaga integritas kampus, yang dimulai dalam diri sendiri. Sebab, menurutnya, dunia perguruan tinggi, saat ini tengah menjadi sorotan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi. “Kasus Universitas Lampung dan Universitas Udayana membuka wawasan bagi KPK untuk semakin fokus terhadap dunia kampus. Potensi korupsi bukan ada di dunia kampus, sehingga kampus sesungguhnya harus jadi sumber keteladanan,” jelas Rektor Undana.
Jika kemudian, para pejabat dan dosen tidak menjaga integritas, sebut Prof. Maxs, akan berpeluang lahirkan lulusan yang tidak berintegritas, dan menjadi pribadi yang bermasalah di tengah masyarakat. “Kita tidak ingin melahirkan lulusan yang tidak berintegritas dan menjadi sumber masalah di tengah masyarakat,” tegas Prof. Maxs.
Ia juga mengingatkan agar pelantikan tersebut sebagai komitmen untuk berkontribusi nyata bagi kemajuan Undana. “Jabatan itu adalah amanah, dan hanya titipan Tuhan untuk dikerjakan sebaik-baiknya. Semua pemimpin ada masanya, dan semua masa ada pemimpinnya,” jelas Prof. Maxs.
Lebih lanjut, rektor juga mengingatkan agar para dosen Undana harus bisa menjadi fasilitator, motivator dan inspirator. Jika tidak, maka perannya bisa saja digantikan oleh Artificial Intelegence (AI) atau kecerdadsan buatan, yang saat ini semakin maju, yakni Chat GPT.
Pada akhir sambutannya, Prof. Maxs meminta agar para pejabat yang baru agar melanjutkan hal-hal baik yang telah dilakukan pemimpin sebelumnya, agar peran dan jabatan yang diemban bisa digunakan untuk memajukan Undana.(*)