KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., meresmikan Gedung Ibadah Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Ayalon di Jalan Bhakti Karang, Kelurahan Oebobo, Minggu (27/4).
Acara peresmian turut dihadiri Ketua Badan Pengurus Daerah Gereja Bethel Indonesia (BPD GBI) NTT, Pdt. Oder Maks Sombu, S.H., M.A., M.H., Sekretaris BPD GBI NTT, Pdt. Daniel Gie, S.Th., M.Th., Majelis Pekerja Lengkap BPD GBI NTT, Pdt. Marsen Tanaem, S.Pd., Gembala Jemaat GBI Ayalon, Pdt. Bernadus Riwu, Lurah Oebobo Jon Purba, para ketua RT/RW, para gembala, jemaat dari berbagai denominasi di sekitar gereja, serta tamu undangan lainnya.
Peresmian gedung ini bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-18 Jemaat GBI Ayalon, meneguhkan visi awal mereka yang dikenal dengan gerakan "Seribu Mata Jemaat" atau "Satu Desa Satu GBI" di seluruh Provinsi NTT. Sebelumnya, Jemaat Ayalon bermula dari Pos Pekabaran Injil (Pos PI) sebelum akhirnya berkembang menjadi gereja penuh.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Kupang menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh jemaat dalam merealisasikan pembangunan gedung ibadah tersebut. Menurutnya, sejak awal berdiri, jemaat ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam pelayanan dan komunitas.
"Pembangunan gedung gereja tentu membutuhkan waktu panjang, pengorbanan besar, serta melewati berbagai pergumulan berat. Di balik berdirinya gereja ini, pasti ada semangat gotong royong yang kuat, dengan harapan menjadi tempat persekutuan yang utuh dan rumah doa di Kota Kupang," ujar Serena.
Ia menambahkan, berdirinya Gedung Ibadah GBI Jemaat Ayalon menjadi bukti nyata semangat juang, kekompakan, dan kerja sama seluruh pihak yang terlibat.
Lebih lanjut, Serena menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Kupang memiliki visi besar untuk menjadikan Kota Kupang sebagai rumah bersama yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. Untuk itu, ia mengajak seluruh umat beragama untuk berkolaborasi dalam mendukung pencapaian visi tersebut.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota juga menyoroti tingginya angka kasus bunuh diri di Kota Kupang. Ia mendorong gereja-gereja, termasuk GBI Ayalon, untuk berperan lebih aktif dalam merangkul umat dan menjadi pusat kasih, keadilan, dan damai sejahtera, sehingga turut berkontribusi dalam menekan angka bunuh diri melalui pelayanan dan pendampingan rohani.
Menutup sambutannya, Serena mengajak semua pihak untuk terus menghidupkan semangat gotong royong dan kolaborasi demi menciptakan Kota Kupang yang bersih, aman, sejahtera, berbudaya, dan layak dibanggakan.
Sementara itu, Ketua BPD GBI NTT, Pdt. Oder Maks Sombu, dalam sambutannya menyampaikan ucapan proficiat atas peresmian gedung baru tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dengan peresmian ini, jumlah gereja GBI di Kota Kupang bertambah menjadi 113 gereja. Oder Maks berharap GBI, khususnya Jemaat Ayalon, turut mendukung upaya pemerintah mengatasi persoalan masyarakat, seperti stunting dan kemiskinan ekstrem, sebagai bagian dari pelayanan gereja kepada umat dan bangsa.
Pada kesempatan yang sama, Nelson Lailado, S.H., dalam laporan panitia menjelaskan bahwa Jemaat GBI Ayalon bermula dari sebuah kelompok doa yang kemudian berkembang menjadi Pos PI. Seiring bertambahnya jumlah anggota, Pos PI tersebut akhirnya bertumbuh menjadi sebuah jemaat. Pembangunan Gedung Ibadah GBI Ayalon yang memakan waktu kurang lebih 18 tahun ini, menurutnya, merupakan bukti nyata penyertaan dan tuntunan Tuhan bagi Jemaat Ayalon yang misioner.(*/rpl)