OELAMASI, LIPUTANNTT.com,PDT.EMLYATI RAMBU WASAK LODANG,S.Th. memberikan Refleksi untuk Jemaat Betel Sonraen dengan mengajak jemaat agar Hidup dalam Kasih Tuhan dan Budaya yang Berkenan kepada-Nya. Kebaktian dengan Mengangkat tema Penampakan Yesus Memperteguh Iman Umat Berbudaya berlangsung Minggu 18/5/25) pagi.
Ibadah dalam balutan budaya etnis Rote pada Minggu ini mengingatkan kita akan keindahan karya Allah yang menenun kehidupan umat-Nya, termasuk Jemaat Betel Sonraen. Seperti tenun ikat yang penuh makna, Allah membentuk kita sebagai karya-Nya yang unik, sekaligus memanggil kita untuk hidup dalam kasih, solidaritas, dan integritas sesuai firman-Nya.
Bekerja seperti Hamba, Makan seperti Raja
Filosofi Amarasi "T’meup on ate, tah on usif; t’meup on usif, tah on ate" (bekerja seperti hamba, makan seperti raja; bekerja seperti raja, makan seperti hamba) relevan dengan nilai Alkitabiah. Yesus mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah melayani (Markus 10:45). Dalam budaya Rote, madene (tolong-menolong) mencerminkan hal ini: semua berkontribusi dengan kerendahan hati, lalu menikmati berkat bersama.
Hidupilah pelayanan dan pekerjaan sehari-hari dengan ketulusan, seperti hamba yang setia.
Hindari sikap malas atau menuntut hak tanpa memberi kontribusi (bekerja seperti raja), karena itu merusak berkat bersama.
Budaya yang Berkenan kepada Tuhan.
Teks ini menegaskan bahwa budaya bukan sekadar tradisi, tetapi sarana memuliakan Tuhan. Namun, budaya yang tidak sesuai firman Tuhan - seperti mengambil hak sesama atau memanfaatkan pelayan Tuhan hanya sebagai "petugas laporan" - harus dipertobatkan.
Seruan untuk Bertobat:
Tinggalkan praktik ketidakjujuran, termasuk korupsi, manipulasi, atau eksploitasi sesama (Keluaran 20:15).
Jadikan pelayan Tuhan sebagai mitra dalam kebenaran, bukan perantara untuk kepentingan pribadi.
Solidaritas sebagai Ciri Umat Allah
Madene dalam budaya Rote adalah cerminan Kisah Para Rasul 2:44-45, di mana umat berbagi demi kebaikan bersama. Jemaat Betel Sonraen dipanggil untuk Memperkuat gotong royong dalam pelayanan dan kehidupan sosial.
Membawa "persembahan" bukan hanya materi, tetapi juga waktu, doa, dan kepedulian.
Kembali ke Firman
Penampakan Yesus dalam Yohanes 21:1-14 menguatkan iman bahwa Dia selalu menyertai. Dengan demikian Mari hidup sebagai umat yang berbudaya namun berpegang pada kebenaran Allah. Seperti tenun ikat Rote, setiap helai kehidupan kita harus ditenun dengan benang kasih, keadilan, dan kerendahan hati.
"Bertobatlah dan berbudayalah sesuai firman Tuhan!"(* MB)