Pelepasan 13 Anak Didik PAUD Eklesia Sikam, Kades Obet Kase Tegaskan; Jangan Gotong-royong Untuk Pesta Pora dan Miras, Tapi Bahu Membahu Untuk Pendidikan Anak.

Pemred Liputan NTT
0


TTS, LIPUTANNTT.com,PAUD Eklesia Sikam menggelar  acara pelepasan 13 peserta didik angkatan ke-XIV tahun ajaran 2024/2025 pada Jumat (20/6/2025) di gedung gereja Eklesia Sikam desa Ajaobaki kecamatan Mollo Utara kabupaten Timor tengah selatan (TTS) Profinsi Nusa tenggara timur (NTT).


Kegiatan pelepasan dihadiri oleh    PLT kepala satuan pendidikan non formal (SPNF) sanggar kegiatan belajar (SKB) wilayah 2 Mollo Utara Nelson Nubatonis,S.Pd bersama staf, ketua majelis gereja Eklesia sikam Pdt.Pratiwi Fetnay Leha,S.Th, Kepala desa Ajaobaki Obet I.Kase,S.E, pengelola PAUD Eklesia Sikam Frince M.Seko,S.Pd bersama 4 orang pendidik, orang tua/wali para pendidik.


Acara pelepasan 13 anak didik diawali dengan laporan singkat dari pengelola PAUD Eklesia Sikam Frince M.Seko, sekaligus membuka kegiatan pelepasan 13 peserta didik. Dalam laporannya Frince yang akrab disapa Marni melaporkan bahwa PAUD Eklesia Sikam hari ini memasuki angkatan yang ke-14 dengan jumlah pendidik yang dilepaskan hari ini berjumlah 13 orang dan mereka semuanya sudah layak dan memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah dasar (SD). PAUD Eklesia Sikam Memiliki lima orang tenaga pendidik di antaranya adalah pengelola  atas nama Frince 

Seko, S.Pd, tiga tenaga pengajar yaitu Imelda Oematan, Delfi Taifa dan Herlince Banfatin serta satu operator atas nama Yopi Leonard Nahas. Selanjutnya lanjut Marni, menjelaskan bahwa ada 13 orang anak didik yang dilepas oleh PAUD Eklesia Sikam dan akan menerima Sertifikat serta Raport diantaranya:

1.    Aliandro Banfatin

2.    Janward Banfatin

3.    Devika Taufan

4.    Hendrik Besi

5.    Atifa Mnune

6.    Omris Mnune

7.    Grasela Kono

8.    Soengli Toto

9.    Lusya Besi 

10.  Daren Seko

11.  Iren Wibowosonoe

13.  Nizar Natun

Demikian laporan yang dapat disampaikan. 


Pengelola Frince Seko sekaligus sebagai panitia acara, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta membantu kelancaran acara pelepasan 13 anak didik,

"Kami berterima kasih kepada rekan guru orang tua/wali murid yang selalu aktif dan bersemangat dalam mempersiapkan acara pelepasa ini. Kami berharap acara ini dapat menjadi kenangan berharga untuk peserta didik kita," 


Frince alias Marni juga berpesan kepada seluruh peserta didik supaya rajin belajar dan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, serta  bertanggung jawab. pinta Marni.


Kepala desa Ajaobaki Obet I.Kase,S.E dalam sambutannya mengatakan bahwa pemerintah desa Ajaobaki berterima kasih kepada pengelola dan para pendidik 

PAUD Eklesia Sikam yang sudah mendidik 13 orang anak dan pada hari ini mereka sudah layak dan memenuhi syarat untuk dilepas dan melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah dasar (SD). Tentunya ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kami sebagai orang tua dan juga sebagai pemerintah desa Ajaobaki bahwa anak kami sudah mampu melewati pendidikan tingkat dasar yaitu PAUD. Selanjutnya Kades Obet dalam sambutannya juga menekankan kepada semua orang tua/wali agar jangan terlena dengan prestasi yang sekarang anak-anak kita raih lalu kemudian tidak mau menyekolahkan anak lagi, tetapi sebagai orang tua/wali harus terus berjuang dan berusaha untuk terus menyekolahkan anak-anak kita sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kata Obet,  sebagai orang tua dan pemerintah kita harus terus mendukung dan membiayai anak-anak kita untuk terus menuntut ilmu sampai ke pendidikan tingkat atas, karena kaya belum tentu pintar sedangkan pintar sudah pasti kaya.


Selamat ini yang terjadi di wilayah kita khususnya wilayah mollo adalah selalu gotong royong dan bahu membahu atau untuk pesta pora dan miras sedangkan gotong royong dan saling bahu membahu untuk pendidikan anak sama sekali tidak ada, dan pola pikir ini harus dirubah sehingga saatnya kita harus gotong royong dan bahu membahu untuk pendidikan anak, karena daerah kita memiliki sumber daya alam begitu banyak tapi kalau tidak didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang menunjang maka kita akan terus menjadi miskin dan tetap tertinggal dari sisi SDM. Jelas Kades Obet.


Kata-kata penguatan yang disampaikan oleh ketua majelis gereja Eklesia Sikam Pdt.Pratiwi Fetnay Leha,S.Th mengatakan bahwa PAUD Eklesia Sikam bukan milik pendeta, dan juga bukan milik pengelola, tapi PAUD Eklesia Sikam adalah milik kita semua sehingga marilah kita jaga, kita dukung agar PAUD Eklesia Sikam menjadi warisan buat anak cucu kita. Bentuk dukungan yang kita berikan bukan hanya sekedar dengan kata-kata tapi dukungan buat PAUD Eklesia harus melalui tindakan nyata. Jika kita mencintai dan menyayangi anak-anak kita maka korbankan harta, tenaga dan waktu untuk pendidikan anak. Jangan hanya bisa melahirkan tapi tidak bertanggung jawab untuk memberi pendidikan yang terbaik buat anak kita. Kebiasaan dan pola pikir kita yang selalu menghabiskan harta untuk pesta pora harus dirubah dan di hentikan. Sebaiknya kita fokus dan gunakan harta kita demi pendidikan anak kita dari pada kita gunakan harta kita untuk pesta pora, karena harta yang tidak bisa diambil atau di curi oleh orang adalah ilmu yang sudah tersimpan pada otak kita. Oleh karena itu saatnya kita rubah kebiasaan kita dan fokus pada pendidikan anak-anak kita. ucap Pdt.Pratiwi.


Selanjutnya PLT kepala SPNF SKB wilayah 2 Mollo Utara Nelson Nubatonis dalam sambutannya bahwa terima kasih buat pengelola PAUD Eklesia Sikam yang hari ini telah melepaskan 13 anak didik, dan tentunya ini adalah sebuah kebanggaan buat orang tua/wali karena anak-anaknya sudah bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah dasar (SD). Pemerintah sekarang telah berupaya untuk menekan angka anak putus sekolah (APS) dan menekan angka anak tidak sekolah (ATS). 


Nelson Nubatonis juga menjelaskan bahwa perlu bapak ibu ketahui bahwa ada tiga jenis pendidikan yaitu 

1. Pendidikan formal yang adalah

pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dengan kurikulum yang jelas dan terstruktur, seperti PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. 


2. Pendidikan nonformal adalah pendidikan di luar sekolah formal, tetapi tetap terorganisir dan memiliki tujuan tertentu. Contohnya adalah kursus bahasa asing, les privat, atau pelatihan keterampilan. 


3. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, dan lingkungan sekitar. Contohnya adalah belajar tentang nilai-nilai agama, etika, atau keterampilan hidup dari keluarga atau masyarakat. 

Sehingga pendidikan jangan hanya kita bebankan kepada guru-guru di sekolah tetapi melainkan pendidikan buat anak kita adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua/wali melalui pendidikan Informal."Jelas Nelson.(*/yt)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

Melayani permintaan peliputan dan pemasangan iklan banner. Marketing Director (Email: redaksiliputanntt@gmail.com.Contact Person:081236630013). Alamat Redaksi: Jl. Oekam, RT 13/RW 005 Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT. Email: redaksiliputanntt@gmail.com. Tlp/Hp: 081236630013 Rekening: BRI: No. Rek. 467601014931533 a.n. Hendrik Missa Bank NTT: No. Rek. 2503210258 a.n. Hendrik Missa