KUPANG, LIPUTANNTT.com,Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena didampingi Kepala Bapperida NTT, Alfonsus Theodorus menerima audiensi dari Direktur Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang, Johanis A. Jermias beserta jajaran di ruang kerjanya, Jumat (25/07/2025).
Selain bersilahturahmi, pertemuan tersebut membahas program riset kolaboratif yang difokuskan pada adaptasi perubahan iklim dan penguatan ketahanan pangan di NTT. Program ini juga melibatkan platform inovatif Living Lab sebagai pusat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat serta Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas yang berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Johanis A. Jermias mengatakan, saat ini program tersebut dipusatkan di desa Silu, kabupaten Kupang yang menjadi salah satu desa dengan angka stunting yang cukup tinggi.
“Kami sudah ada programnya dan sedang berjalan, namun kami butuh arahan dan dukungan dari Pemerintah Provinsi agar program kerja sama ini dapat berjalan dengan baik yang tujuannya adalah mendukung program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem,” ujar Johanis.
Gubernur menyambut baik sinergi antara Politani Kupang, BRIN, dan Living Lab yang mendorong model pembangunan desa berbasis inovasi sosial. Ia menegaskan bahwa program seperti ini sejalan dengan prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi NTT yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat desa sebagai fokus utama.
“Kita tidak bisa melawan stunting dan kemiskinan ekstrem hanya dengan pendekatan program rutin. Harus ada inovasi, harus ada riset, dan harus ada keterlibatan masyarakat lokal. Karena penyebab stunting itu bukan hanya dari kekurangan gizi tapi juga dari infeksi berulang yang artinya kebersihan dari lingkungan yang mereka tinggal seperti air bersih dan lingkungan yang bersih, itu perlu perhatian serius kita bersama. Seperti contoh sederhana tapi berdampak besar yakni cuci tangan yang harus disosialisasikan di masyarakat secara masif,” ucap Melki.
“Saya mendukung penuh upaya ini, dan berharap Desa Silu bisa menjadi model dan piloct project yang segera juga direplikasi di desa-desa lain di NTT,” ujar Gubernur dalam pertemuan tersebut.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut direktur Politani Kupang juga menyampaikan program kerja sama dengan Politeknik Jiangsu, China. Kerja sama ini mencakup program gelar bersama (joint degree) dengan skema 1+2, di mana mahasiswa akan menempuh pendidikan di Politani Kupang selama satu tahun dan di Politeknik Jiangsu selama dua tahun.
“Tahun lalu kami sudah berangkatkan 9 mahasiswa ke sana dan tahun ini bulan September kami akan berangkatkan 7 mahasiswa ke sana lagi. Diharapkan dengan kerja sama ini, memberi sumbangsih besar terhadap kualitas SDM dan turut berkontribusi bagi pembangunan di NTT,” jelasnya.
Gubernur NTT menyambut baik rencana tersebut dan menyampaikan komitmen penuh Pemerintah Provinsi NTT untuk mendukung langkah strategis ini. Ia menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam rangka peningkatan kualitas SDM, khususnya di bidang pertanian yang merupakan sektor unggulan di Provinsi NTT.
"Kerja sama ini menjadi jembatan bagi generasi muda NTT untuk belajar dan mengadopsi teknologi pertanian terkini dari Tiongkok. Ini langkah besar untuk memperkuat ketahanan pangan dan daya saing daerah," ujar Gubernur.
Direktur Politani didampingi, Max A. J. Supit-Wadir 1 Politani Kupang, Melinda Moata-Koordinator Living Lab Politani Kupang, Catootje Nalle-pengelola Living Lab, Agrippina A. Bele-Pengelola Living, Suci Wulandari-Kepala Pusat Riset Kesejahteraan Sosial Desa dan Konektivitas, Fatwa Nurul Hakim- Peneliti Ahli Muda, PRKSDK BRIN.(*)
