Surabaya, LIPUTANNTT.Com, Hari kedua kegiatan Capacity Building dengan Tema Membangun Narasi Yang Kredibel dan Memikat dengan Jurnalisme Berbasis Data, dan Kebijakan Terkini yang diprakarsai Bank Indonesia wilayah Provinsi NTT, dengan peserta terdiri dari tim media, melakukan kegiatan out door menelusuri napak tilas jalan Pandean 1V No 40, Peneleh Surabaya, guna melihat lebih dekat rumah tempat kelahiran Soekarno sang proklamator pada Jumat, 26/9/2025.
Udara terasa panas menusuk kulit wajah peserta capacity building yang begitu tampak antusias mendengar penjelasan juru kunci tentang rumah tempat lahirnya Soekarno di Peneleh.
Rumah putih di jalan Pandean 1V No. 4 Peneleh, menjadi saksi hidup pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru Sekolah Dasar asal tanah Jawa, dan ibu Ida Ayu Nyoman Rai dari keluarga bangsawan Bali, Soekarno lahir di Peneleh Surabaya pada 6 Juni 1901.
Dari foto- foto pada diding rumah tertulis jelas rekam jejak cerita orang tua yang melahirkan Soekarno tanpa dokter atau bidan hanya dibantu oleh seorang dukun beranak.
Banyak pesan yang bisa menjadi contoh, bagaimana Soekarno begitu menghormati sosok ibunya yang sudah melahirkan. Ada beberapa tempat Soekarno bersekolah.
Sekolah Dasar ; Eerste Inlandse schol atau sekolah rakyat Sekolah menengah; Hogere Burger School (HB) Surabaya
Perguruan Tinggi; Technise Hoogeschool Bandoeng( THS) sekarang Institut Tehnologi Bandung Jurusan Tehnik Sipil (1921-1926).
Tidak jauh dari tempat kelahiran Soekarno terdapat Sumur JOBONG peninggalan bersejarah dari kerajaan Majapahit terletak di peneleh Surabaya. Sumur JOBONG sudah ada sejak tahun 1430 memiliki struktur unik, sumur JOBONG tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi tetapi juga menunjukan kemajuan tehnologi sanitasi pada zaman dulu, sekarang air sumur JOBONG sudah tidak layak konsumsi.
Surabaya menyimpan banyak cerita dan warisan sejarah yang perlu dilestarikan dan dipelajari, dengan mengunjungi tempat kelahiran Soekarno dan sumur JOBONG kita dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan menghargai warisan budaya yang ditinggal oleh para leluhur kita.(* wtp)