KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis, S.Sos., M.Sc., secara resmi membuka Temu Koordinasi Penguatan Kewirausahaan yang berlangsung di Aula GMIT Center Kelapa Lima, Rabu (1/10). Acara ini dihadiri oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran pada Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Leontinus Alpha Edison.
Turut hadir pula Asisten Deputi Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Trukan Sri Bahukeling, Direktur Musik Kementerian Ekonomi Kreatif, Mohammad Amin, Asisten Deputi Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro Kementerian UMKM, Muhammad Firdaus, Sekretaris Majelis Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si., para kepala perangkat daerah lingkup Kota Kupang, serta perwakilan Pemerintah Provinsi NTT. Kegiatan ini juga melibatkan pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan berbagai pemangku kepentingan di Kota Kupang.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat melalui Deputi beserta jajaran yang membawa sejumlah agenda penting, mulai dari temu koordinasi, peresmian Gedung GMIT Center, hingga dialog interaktif dengan pelaku usaha. Menurutnya, rangkaian kegiatan ini merupakan anugerah sekaligus kesempatan berharga bagi Kota Kupang untuk memperkuat kapasitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif.
Serena menekankan pentingnya program Perintis Berdaya yang diinisiasi Kemenko PM, khususnya Berdaya Bersama. Program tersebut dinilai sangat relevan dengan kebutuhan pelaku usaha lokal karena menghadirkan model pelatihan dan pendampingan yang terstandarisasi, kolaboratif, dan berkelanjutan. “Program ini membuka jalan bagi wirausahawan lokal untuk berkembang lebih cepat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung dinamika ekonomi global yang kini banyak dipengaruhi perkembangan teknologi digital. Fenomena pekerja lepas (freelancer) yang semakin diminati generasi muda, menurutnya, membawa peluang sekaligus tantangan, seperti pendapatan yang tidak menentu dan minimnya perlindungan regulasi. Hal serupa juga terjadi pada ekonomi kreatif, yang meski menjadi motor pertumbuhan ekonomi, masih menghadapi kendala dalam akses pasar, kualitas pelatihan, dan keberlanjutan pendampingan.
Wakil Wali Kota menjelaskan, Pemerintah Kota Kupang terus menghadirkan berbagai inisiatif untuk mendorong pertumbuhan usaha lokal. Salah satunya melalui Saboak (Sunday Market Buat Orang Kupang) yang setiap akhir pekan melibatkan ratusan UMKM dengan perputaran ekonomi mencapai ratusan juta rupiah. Pemerintah juga memfasilitasi Nomor Induk Berusaha (NIB) gratis, menyelenggarakan pelatihan, pendampingan, serta memperkuat akses permodalan lewat kerja sama dengan lembaga keuangan.
Selain itu, Pemkot menggali potensi budaya sebagai daya tarik ekonomi kreatif dengan menghadirkan event budaya di setiap kelurahan. Event ini, kata Serena, bukan hanya sebagai hiburan, melainkan ruang kolaborasi yang mempertemukan pelaku usaha, komunitas, perangkat kelurahan, hingga warga untuk menciptakan atraksi unik sesuai karakter komunitasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota juga menyoroti peran Sinode GMIT yang konsisten menggerakkan ekonomi jemaat melalui berbagai upaya pemberdayaan, termasuk inisiatif GG Mart yang bekerja sama dengan Bank Indonesia. Menurutnya, GG Mart menjadi simbol kemandirian ekonomi jemaat sekaligus wadah pemasaran produk lokal.
Serena berharap kegiatan temu koordinasi ini memberi wawasan baru bagi peserta mengenai tren ekonomi kreatif dan peluang kerja lepas, serta membuka kolaborasi yang lebih luas. Ia menegaskan bahwa prinsip pembangunan Kota Kupang selalu berpijak pada semangat “memerintah adalah melayani”, yakni hadir untuk membuka jalan, memberi ruang, dan menghadirkan kesempatan bagi masyarakat untuk maju bersama.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran pada Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Leontinus Alpha Edison, dalam sambutannya menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan tidak lagi semata-mata dilakukan melalui bantuan sosial, melainkan juga lewat penguatan UMKM, koperasi, dan ekonomi kreatif. Menurutnya, sektor-sektor tersebut harus mendapat pelatihan serta pendampingan agar memiliki jejaring yang lebih kuat.
“Dengan adanya temu koordinasi ini, para peserta diharapkan bisa belajar banyak, memperoleh wawasan baru, dan mampu mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam usaha nyata,” katanya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Kupang yang dinilai terbuka untuk berkolaborasi dalam mendukung program penguatan ekonomi masyarakat. Deputi optimistis kegiatan ini dapat menjadi momentum penting agar UMKM di Kota Kupang semakin berkembang di era digital.(*)