KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perempuan Penyintas Kekerasan dan Kepala Keluarga Perempuan dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Keluarga, Selasa (18/11), bertempat di Hotel Sahid T-More Kupang. Kegiatan tersebut digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang sebagai bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam memperkuat pemberdayaan dan pemulihan perempuan penyintas.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas PPPA Kota Kupang, dr. Marsiana Y. Halek, jajaran DP3A, para narasumber sekaligus pegiat UMKM Inang Fitriani Abdullah, A.Md.Gz., S.KM., dan Lynda Maryati Johana, serta peserta pelatihan yang merupakan perempuan penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan dari berbagai kelurahan.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis Pemkot Kupang untuk membuka ruang pemulihan, penguatan kapasitas, dan peningkatan ekonomi bagi perempuan yang pernah mengalami kekerasan.
“Pelatihan peningkatan kapasitas perempuan penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan merupakan upaya yang sangat mulia untuk memperkuat kemandirian ekonomi keluarga dan memulihkan martabat perempuan,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah isu serius yang tidak hanya melukai fisik dan psikis, tetapi juga berdampak langsung pada ketahanan ekonomi keluarga.
“Banyak perempuan terjebak dalam ketergantungan ekonomi kepada pihak yang justru menjadi sumber kekerasan. Namun hari ini, saya melihat wajah-wajah perempuan yang tidak menyerah, yang memilih untuk bangkit. Masa lalu boleh penuh luka, tetapi masa depan selalu penuh harapan,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota juga mengutip ungkapan inspiratif: “Perempuan yang kuat bukanlah yang tidak pernah jatuh, tetapi yang selalu bangkit dan menata kembali langkahnya,” sebagai penegasan bahwa ketangguhan perempuan adalah kekuatan perubahan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pemberdayaan ekonomi merupakan kunci kemerdekaan perempuan. Pelatihan pembuatan abon ikan ini, menurutnya, bukan hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi membuka peluang bagi peserta untuk memulai usaha mandiri, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Pemkot Kupang, tegasnya, telah berkomitmen melalui berbagai program berbasis keberpihakan, seperti SABOAK Sunday Market sebagai ruang usaha kreatif bagi perempuan dan UMKM, serta INA KASIH, yang memastikan akses pembalut gratis bagi perempuan pra-sejahtera dan remaja putri.
“Kami mungkin memiliki keterbatasan, tetapi komitmen kami tidak terbatas. Kami ingin setiap perempuan di Kota Kupang memiliki kesempatan yang adil untuk meraih cita-cita,” tutur Wawali.
Di akhir sambutan, Wakil Wali Kota secara resmi membuka kegiatan dan berharap pelatihan ini menjadi titik awal perubahan menuju kemandirian ekonomi dan ketahanan keluarga yang lebih baik.
Dalam laporan panitia yang disampaikan oleh Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP3A Kota Kupang, Mordc Putra Marcus Ratu Kore, S.Sos., dijelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan masih menjadi persoalan serius dan berdampak luas, termasuk terhadap kondisi ekonomi korban. Ketergantungan ekonomi kerap menjadi penghalang utama bagi korban untuk keluar dari lingkaran kekerasan.
Karena itu, pemberdayaan ekonomi dipandang sebagai instrumen penting untuk memulihkan kepercayaan diri perempuan, memperkuat kendali atas kehidupan mereka, dan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Berdasarkan data BPS Provinsi NTT, jumlah angkatan kerja perempuan di Kota Kupang pada tahun 2024 mencapai 75.465 jiwa. Melimpahnya potensi sumber daya ikan di Kota Kupang menjadi peluang besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, termasuk melalui pelatihan pembuatan abon ikan.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan peserta dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai ekonomi, mendorong pendapatan dan kemandirian usaha, meningkatkan nilai jual produk olahan ikan, serta memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Sebanyak 20 perempuan yang terdiri dari penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan mengikuti pelatihan ini, berdasarkan data UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang.
Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 18 hingga 19 November 2025, di Hotel Sahid T-More Kupang. Pada hari pertama, para peserta menerima materi mengenai komitmen Pemerintah Kota Kupang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan UMKM dan pemberdayaan perempuan, disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, S.H., dan materi tentang ketahanan keluarga, disampaikan oleh Kepala Dinas PPPA Kota Kupang, dr. Marsiana Y. Halek.
Pada hari kedua, para peserta mendapatkan materi tentang Peluang dan Tantangan Home Industry bagi Perempuan di Era Digital, oleh Inang Fitriani Abdullah, A.Md.Gz., S.KM. serta praktik langsung pembuatan abon ikan, mulai dari pemilihan bahan, teknik pengolahan, pengemasan sederhana, hingga strategi pemasaran lokal dan digital, yang dipandu oleh Lynda Maryati Johana.
Melalui pelatihan ini, Pemerintah Kota Kupang berharap peserta tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga mampu membangun usaha mandiri dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Pemkot Kupang dalam mewujudkan Kota Kasih, rumah bersama yang aman, inklusif, dan memberikan kesempatan setara bagi seluruh perempuan.(*/ Nt)

