Hasil Riset Tim Dosen Undana: Strategi Hedging Tingkatkan Keberlanjutan Pendapatan Trader Emas (Gold) di Pasar Dunia”

Pemred Liputan NTT
0

 

KUPANG, LIPUTANNTT.Com,Dunia digital semakin membuka peluang baru bagi anak muda di Kota Kupang. Tidak hanya aktif di media sosial atau konten kreatif, Generasi Z – mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 – kini juga ramai-ramai terjun ke dunia trading valuta asing (forex) dan emas (gold).


Bagi sebagian, trading jadi cara menambah uang jajan atau penghasilan sampingan. Tapi ada juga yang menjadikannya sebagai sumber utama untuk bertahan hidup. Tantangannya? Risiko kerugian yang tinggi akibat harga yang naik-turun cepat.

Nah, di sinilah strategi hedging atau lindung nilai hadir sebagai “perisai” agar para trader muda tidak gampang tersapu arus kerugian.


Hasil Riset Tim Dosen Undana: Hedging Bisa Kurangi Risiko dalam Trading, Siap Diajukan Jadi Paten;


Tim peneliti dari Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Nusa Cendana (Undana) berhasil menemukan strategi hedging yang efektif menekan kerugian trader muda hingga 28 persen. Riset ini melibatkan 225 trader Gen Z di Kota Kupang selama enam bulan.

“Hedging terbukti efektif menjaga kestabilan pendapatan. Trader jadi lebih tenang, konsisten, dan kecil kemungkinan kena margin call,” jelas Ricky Ekaputra Foeh, S.Pd., MM, ketua tim peneliti, bersama anggota tim Peneliti; Olaf Tri Wilopo Simanjuntak, S.A.B., M.Si dan Sonnya Marliani, S.Ak., M.AB.

Lebih lanjut, data penelitian menunjukkan bahwa 71 persen trader yang rutin menerapkan hedging mampu bertahan lebih dari enam bulan di pasar trading, sementara pada kelompok non-hedging hanya 45 persen yang bisa bertahan.


Melihat signifikansinya, tim peneliti Undana kini tengah mempersiapkan langkah untuk mendaftarkan hasil penelitian ini sebagai paten. Tujuannya, agar temuan ini tidak hanya diakui secara akademis, tetapi juga mendapat perlindungan hukum serta dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi model strategi keuangan yang bisa dimanfaatkan secara luas.

“Kami yakin temuan ini memiliki kebaruan dan manfaat praktis yang nyata. Karena itu, kami sedang menyiapkan dokumen pengajuan paten agar strategi ini mendapat pengakuan resmi sekaligus melindungi hak kekayaan intelektual Universitas Nusa Cendana,” tambah Ricky Foeh.


Mahir Digital, tapi Minim Literasi Keuangan


Generasi Z Kupang memang akrab dengan teknologi. Mayoritas responden berusia 18–27 tahun, sebagian besar mahasiswa atau lulusan baru, dan menjadikan trading sebagai jalan cepat untuk menambah penghasilan.


Instrumen favorit? Emas (XAU/USD). Dari strategi yang digunakan, 63 persen lebih suka hedging manual, 22 persen mencoba Zone Recovery Hedging, dan 15 persen sudah pakai robot trading atau Expert Advisor (EA).

Meski begitu, ada masalah besar: minim literasi finansial. Banyak yang masih bergantung pada sinyal dari grup WhatsApp atau Telegram, tanpa memahami analisis pasar. Akibatnya, mudah panik, salah pasang lot, atau terjebak overhedging.

“Banyak anak muda yang langsung ‘nyemplung’ tanpa persiapan matang. Padahal trading butuh strategi, bukan sekadar ikut-ikutan,” tegas Ricky Foeh.


Edukasi dan Regulasi Jadi Penentu

Menurut tim peneliti, ada tiga kunci sukses agar hedging benar-benar efektif: literasi keuangan, kontrol psikologi, dan pemanfaatan teknologi. Tanpa itu, hedging bisa jadi bumerang.


Rekomendasinya jelas:


Perlu ada pelatihan rutin untuk meningkatkan pemahaman finansial anak muda.

Akses ke instrumen derivatif seperti futures dan options harus lebih luas.

Regulator perlu mendorong aturan yang ramah bagi trader pemula agar lebih terlindungi.

“Kalau ini bisa diwujudkan, generasi muda Kupang bisa jadi trader yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan secara finansial,” tambah Ricky Foeh.


Hedging: Senjata Masa Depan Trader didalam Market


Penelitian Undana membuktikan, hedging bukan hanya teori di buku kuliah. Bagi generasi muda, strategi ini nyata manfaatnya: melindungi modal, menjaga stabilitas pendapatan, sekaligus memberi rasa aman saat pasar lagi “liar”.


Bagi Generasi Z Kupang, hedging juga melambangkan gaya hidup finansial baru: serba cepat, fleksibel, berbasis teknologi, tapi tetap butuh disiplin dan edukasi.

“Anak muda Kupang jangan takut trading. Yang penting, pintar kelola risiko. Hedging bisa jadi tameng untuk bertahan, bahkan berkembang di dunia finansial digital,” tutup Ricky Foeh.(*)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

Melayani permintaan peliputan dan pemasangan iklan banner. Marketing Director (Email: redaksiliputanntt@gmail.com.Contact Person:081236630013). Alamat Redaksi: Jl. Oekam, RT 13/RW 005 Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT. Email: redaksiliputanntt@gmail.com. Tlp/Hp: 081236630013 Rekening: BRI: No. Rek. 467601014931533 a.n. Hendrik Missa Bank NTT: No. Rek. 2503210258 a.n. Hendrik Missa