KUPANG, LIPUTANNTT.Com,Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, hadir dan menyampaikan sambutan pada acara bedah buku karya Frans Pati Herin yang digelar pada Kamis, 9 Oktober 2025, bertempat di Aula Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang.
Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian penguatan literasi dan apresiasi terhadap karya tulis lokal, terutama dari penulis-penulis NTT. Buku yang dibedah hari ini menjadi jembatan antara pengalaman pribadi penulis dan refleksi sosial budaya di NTT.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan beberapa poin utama:
-
Apresiasi terhadap karya lokal
Gubernur mengungkapkan rasa bangga atas karya Frans Pati Herin yang mampu mengangkat narasi lokal dan pengalaman personal menjadi ruang refleksi bagi publik. Menurutnya, karya seperti ini membantu memperkuat identitas daerah dan memberikan inspirasi bagi generasi muda di NTT. -
Pentingnya literasi sebagai pijakan pembangunan
Melki menegaskan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca atau menulis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, menangkap makna, dan berkarya. Untuk NTT yang memiliki keragaman budaya dan geografis, literasi menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan pembangunan dan persaingan global. -
Konteks kebudayaan dan akar lokal
Gubernur mengajak agar karya sastra dan tulisan yang muncul dari NTT selalu berakar pada konteks budaya lokal—bahasa, adat, kenangan kolektif—sehingga tidak kehilangan keunikan daerah dalam era arus globalisasi. Ia berharap karya lokal tidak sekadar menjadi bahan diskusi di akademik, tetapi juga menyentuh kehidupan masyarakat sehari-hari. -
Peran pemerintah dalam mendukung ekosistem buku
Dalam sambutannya, Melki menyatakan komitmen Pemerintah Provinsi NTT untuk mendukung penerbitan lokal, distribusi buku ke pelosok, dan pembentukan ruang-ruang diskusi literasi di sekolah maupun kampus. Ia mengajak semua pihak — kampus, komunitas, penerbit, dan pemerintah kabupaten/kota — untuk bersinergi memperkuat ekosistem literasi di NTT. -
Harapan untuk generasi muda
Gubernur menaruh harapan besar kepada generasi muda NTT agar tidak hanya menjadi konsumen bacaan, tetapi juga menjadi pencipta karya — penulis, jurnalis, peneliti. Ia menekankan bahwa lewat literasi, generasi muda dapat menjadi jembatan antara warisan budaya lokal dan tantangan masa depan.
Acara di Aula Unwira Kupang tersebut turut dihadiri oleh civitas akademika, mahasiswa, penulis dan pemerhati literasi, serta undangan dari pemerintah daerah dan komunitas buku. Diskusi bedah buku juga melibatkan narasumber dari kalangan akademik dan praktisi literasi, yang membahas aspek gaya penulisan, latar belakang penulis, serta implikasi sosial budaya dari isi buku.
Dengan kehadiran Gubernur, acara ini menjadi momentum untuk menegaskan bahwa pembangunan NTT bukan hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga investasi pada kultur, identitas, dan kecerdasan kolektif melalui literasi.(*/ Hm)