TTS, LIPUTANNTT.com,“Ke depan, kita mesti mendorong agar dalam spirit GKR 60 tahun, peristiwa air menjadi anggur ini, kita mendorong agar adanya juga revitalisasi pendidikan dan kebangsaan anak muda, di mana nanti melalui peristiwa ini anak-anak muda harus makin memahami tentang peristiwa iman ini dalam perspektif yang luas. Kita bersyukur ada peristiwa Kana, air menjadi anggur di Kana, tetapi kita juga belum pernah mendengarkan peristiwa yang lain kecuali yang di SoE.”
Demikian yang dikatakan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di hadapan 8.000 orang yang memadati GOR Nekmese SoE dalam Penutupan Perayaan HUT ke-60 Gerakan Kebangunan Rohani di SoE, Timor Tengah Selatan. Perayaan diselenggarakan oleh Yayasan Utus SoE, dengan dukungan dari sejumlah lembaga.
Berdasarkan informasi panitia, GKR berawal pada 26 September 1965, saat terjadi peristiwa rohani luar biasa di SoE, termasuk peristiwa air menjadi anggur. Sejak saat itu, banyak pelayan injil keluar dari SoE untuk menginjil ke berbagai tempat di Indonesia dan mancanegara.
“Di Kana, peristiwa itu bukan cuma terjadi 2000-an tahun lalu, tapi sampai hari ini masih dirayakan. Ada Gereja di sana, ada berbagai aktivitas ekonomi di sana. Saya pernah sampai di Kana, saya membeli anggur dari Kana itu. Menurut saya, di tempat di mana 60 tahun terjadinya peristiwa ini mesti ada semacam bentuk yang kemudian memberikan cerita terkait peristiwa ini. Dan kita juga layak membuat anggur dari SoE juga. Perlu dibikin, menurut saya,” lanjut Gubernur Melki, yang pada kesempatan tersebut juga menyumbang 1 ton beras untuk panitia.
Dalam kesempatan tersebut, Melki berharap bahwa momen tersebut jadi saat refleksi bahwa pelayanan tidak hanya terjadi di dalam Gereja. Pelayanan juga hadir secara nyata di tengah masyarakat. Tema perayaan tahun ini, “Saling Mengasihi”, menurut Melki, merupakan ajakan untuk berefleksi bahwa kasih bukan sekadar perasaan. Kasih adalah juga tindakan nyata yang tumbuh dari iman, kebajikan, dan dinyatakan dalam persaudaraan.
“Aspek rohaninya tetap terjaga, tetapi aspek wisata rohaninya kita juga kembangkan. Jadi orang akan datang ke sini, terutama di bulan September, tetapi sepanjang tahun orang bisa tetap datang melihat peristiwa besar yang ada di SoE. Nanti kita coba rumuskan polanya,” ujar Gubernur Melki.
Jika terlaksana sesuai rencana, kegiatan rutin tahunan tersebut akan diselenggarakan bertepatan dengan ajang Tour de EnTeTe tahun kedua, yang baru saja usai diselenggarakan Pemprov NTT dengan sukses.
Menurut Melki, sebagaimana di Kana, orang-orang datang merayakan peristiwa iman sambil menggerakkan roda perekonomian, hal yang sama bisa dilakukan di SoE. Karena itu, ia berharap agar peristiwa 60 tahun lalu yang terjadi bisa juga diketahui oleh orang-orang hari ini melalui dokumentasi fotografi, narasi, dan sejenisnya, termasuk menjadi pelajaran muatan lokal bagi anak-anak sekolah.
“Ini mesti dibahas bersama, sehingga nanti jangan ada yang merasa mungkin dilangkahi, atau merasa dilupakan, atau merasa terlewati. Dibahas dengan baik bersama-sama agar narasi atau cerita tentang kisah ini dengan adanya foto, gambar, video atau semacamnya dibuat dan dipersiapkan dengan bagus. Sehingga nantinya kemudian ini menjadi bagian dari gerakan ekonomi jemaat, gerakan pemberdayaan komunitas, juga bagi masyarakat sekitar yang ada di Timor Tengah Selatan,” ujar Gubernur Melki disambut tepuk tangan para jemaat yang hadir.
Gubernur Melki berharap peristiwa iman tersebut dapat berkembang menjadi wisata religius rutin. Dari peristiwa iman tersebut, produk-produk bisa dikembangkan menjadi bagian dari gerakan One Community/Village One Product sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi jemaat.
“Pemikiran kami dari Pemerintah Provinsi, yang juga sudah kami sampaikan kepada DPRD, kita perlu mendorong yang namanya One Village One Product, Satu Desa Satu Produk. Sekarang One Community One Product. Kita bisa menjadikan [kegiatan] ini menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi jemaat, pemberdayaan ekonomi komunitas, di mana komunitas kelompok doa kita, kelompok Gereja di sekitar sini, dan juga komunitas-komunitas yang kita bangun bisa memiliki produk yang bisa nanti dipersembahkan dalam hal ini,” ujar Gubernur Melki.
Wakil Bupati Timor tengah Selatan, Johny Army Konay, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten TTS tidak akan menutup mata terhadap kegiatan semacam ini.
“Pemkab memberikan apresiasi yang besar untuk kegiatan ini,” ujarnya.
Ia berharap bahwa Pemkab TTS dapat juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan ini pada tahun-tahun selanjutnya.
Menurut Mathias Neolaka dari Yayasan Utus SoE, kegiatan GKR ini dihadiri oleh para penginjil dari Amerika Serikat, Belanda, Australia, Tiongkok, Afrika Selatan, Timor Leste, Malaysia, dan Singapura, selain dari berbagai daerah di NTT dan Indonesia. Dari unsur pemerintahan, hadir Bupati dan Wakil Bupati Timor Tengah Selatan, Ketua DPRD Provinsi NTT, Ketua DPRD Kabupaten TTS, serta sejumlah Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten TTS.(*)