KUPANG, LIPUTANNTT.Com,Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo hadir dalam Musyawarah Besar (Mubes) IV Ikatan Keluarga Asal Sumba (IKAS) Kupang dan Sekitarnya. Acara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Drs. Johni Asadoma, M.Hum, di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Jumat (5/9).
Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk mempererat persaudaraan, memperkuat kontribusi masyarakat Sumba di Kupang, serta merumuskan arah baru kepengurusan dan program kerja IKAS guna mendukung pembangunan Kota Kupang dan Provinsi NTT.
Turut hadir, Plt. Ketua Umum IKAS Kupang Edy Gana, Wakil Ketua Dewan Penasehat IKAS Piet Djami Rebo, Ketua Panitia Mubes IKAS Jhon Hawalu, serta sekitar 300 peserta.
Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap peran strategis IKAS.
“IKAS bukan kapal yang berlabuh di dermaga, tetapi kapal yang berlayar, menerjang gelombang, dan membelah lautan masalah yang dihadapi Kota Kupang,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa selama 63 tahun berdiri, IKAS telah melahirkan banyak kader terbaik dari masyarakat Sumba yang kini berperan penting sebagai akademisi, birokrat, profesional, dan tokoh masyarakat.
“Kalau kita bersama-sama, kita bukan lagi setetes air, tetapi samudera luas,” pungkasnya.
Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Drs. Johni Asadoma, M.Hum, menegaskan pentingnya organisasi seperti IKAS bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tetapi juga lokomotif penggerak perubahan.
“Mubes itu bukan main-main. Ini istilah organisasi nasional. Kalau IKAS memakainya, artinya ada semangat besar untuk berkontribusi nyata bagi NTT,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi banyaknya tokoh Sumba yang kini memegang jabatan strategis di pemerintahan, pendidikan, maupun dunia usaha, dan mengingatkan agar potensi besar ini diarahkan menjawab tantangan pembangunan, mulai dari rendahnya IPM, tingginya stunting, hingga pengelolaan keuangan keluarga.
“Kalau Rp50 ribu per hari yang biasanya untuk sirih-pinang, miras, dan rokok kita alihkan untuk telur, susu, atau kacang hijau, saya yakin stunting bisa hilang dalam lima tahun,” tegasnya.
Plt. Ketua Umum IKAS Kupang, Edy Gana, menyampaikan bahwa Mubes IV seharusnya dilaksanakan Juli 2025, namun baru dapat digelar awal September karena kendala teknis.
“Mubes ini juga dirangkai dengan seminar bertema Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, untuk menggali gagasan solutif terhadap persoalan sosial ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ia berterima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Provinsi NTT, serta seluruh panitia dan peserta yang telah bekerja keras.
Mubes IV IKAS Kupang akan berlangsung dua hari dan diharapkan menghasilkan kepengurusan baru serta program-program kerja strategis yang aplikatif. Momen ini juga diharapkan menjadi titik awal kolaborasi yang lebih erat antara masyarakat Sumba di Kupang dengan pemerintah daerah dalam menjawab tantangan pembangunan Kota Kupang dan NTT.(*)