KUPANG, LIPUTANNTT.com,Jemaat Betel Sonraen, Klasis Amarasi Selatan, telah sukses menyelenggarakan Ibadah Malam Syukur Natal pada Kamis (25/12/2025) pukul 18.30 WITA di Gedung Gereja Betel Sonraen. Dengan tema “Allah Hadir di Tengah-Tengah Keluarga”, ibadah tahun ini dihidupkan dengan sebuah fragmen dramatis yang menggantikan renungan tradisional.
Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Irianus Pering, S. Th., Ketua Majelis Jemaat Betel Sonraen, berjalan lancar sesuai urutan liturgi. Acara dibuka dengan penyalaan lilin Natal dan pembacaan Nubuatan, diikuti dengan nyanyian kidung pembukaan “Malam Kudus”. Setelah tahap votum, salam, pengakuan dosa, dan doa permohonan, dilanjutkan dengan pembacaan Firman Tuhan dari Matius 1:21
Fragmen Drama sebagai Sorotan Utama
Puncak ibadah malam syukur ini adalah penampilan fragmen drama yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi Jemaat Betel Sonraen.Drama berjudul “Doa Anak-Anak Terkabul” ini menyajikan kisah nyata yang menyentuh tentang kuasa doa dan teladan iman dalam keluarga.
Drama tersebut mengisahkan dua orang anak, Yotan dan Gege, yang rajin dan penuh sukacita mengikuti Sekolah Minggu. Namun, mereka hidup dalam kesedihan karena ayah dan ibu (Never dan intan) mereka sibuk dengan urusan duniawi, sering bertengkar, dan tidak memiliki waktu untuk beribadah bersama. Konflik rumah tangga membuat suasana keluarga menjadi tegang dan jauh dari damai sejahtera.
Dalam kepolosan dan keyakinannya, kedua anak itu tidak putus asa. Mereka setia mendoakan orang tua mereka setiap malam dan secara diam-diam meminta bimbingan seorang Pendeta yang bijak(Musa). Melalui pesan-pesan penuh hikmat yang disampaikan Pendeta secara tak langsung—baik melalui kunjungan kasih maupun nasihat pada kesempatan sederhana—hati kedua orang tua tersebut perlahan-lahan tersentuh. Mereka mulai menyadari kerinduan anak-anak mereka akan kehadiran Allah dalam keluarga.
Proses pertobatan itu digambarkan dengan sangat mengharukan, di mana sang ayah dan ibu akhirnya menanggalkan ego, saling memaafkan, dan memutuskan untuk hidup taat dalam damai Kristus. Adegan penutup menunjukkan keluarga itu untuk pertama kalinya menghadiri ibadah Natal bersama, dengan air mata sukacita dan pelukan penuh rekonsiliasi di bawah cahaya pohon Natal, melambangkan hadirnya Kristus sebagai sumber damai sejati di tengah-tengah mereka.
Respon dan Kelanjutan Ibadah
Khotbah singkat penutup yang disampaikan oleh Pdt. Irianus Pering, S.Th., menguatkan pesan dari drama tersebut. Beliau menekankan bahwa iman anak-anak yang tulus dan doa yang tak putus-putusnya dapat menjadi saluran kasih karunia Allah untuk membawa kehadiran-Nya yang menyelamatkan dan mendamaikan ke dalam keluarga.
Persembahan pujian sebelumnya juga menjadi sorotan, dengan Paduan Suara Majelis Jemaat dan vokal grup “Gloria”.
Ibadah ditutup setelah tahap pengakuan iman, pengumpulan persembahan syukur, dan pengumuman. Secara keseluruhan, acara dihadiri oleh sekitar 570 orang, terdiri dari 262 laki-laki dan 308 perempuan.
“Melalui drama yang dimainkan dengan penuh penghayatan oleh pemuda kami, kami ingin menyampaikan bahwa kehadiran Allah seringkali bekerja melalui iman yang sederhana dan murni, bahkan dari seorang anak. Tema ‘Allah Hadir di Tengah Keluarga’ menjadi nyata ketika ada hati yang terbuka untuk didoakan dan diubah oleh damai Kristus,” ungkap pihak panitia. Semua rangkaian berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh sukacita, sehingga makna Natal dapat dihayati bersama secara mendalam melalui Firman, seni peran, nyanyian, dan persekutuan.
Mewakili jemaat Betel sonraen, Wil Mesden Nepa Bureni, S. Si., menyampaikan "Syalom, selamat Natal, semoga sehat dan kuat untuk merayakan hari lahir Juruselamat. Di jemaat Betel Sonraen, tema tahun ini adalah keluarga — karena keluarga sebagai unit terkecil yang memiliki visi, misi, dan etiket baik akan membuat jemaat dan negara juga baik. Harapannya, tema ini membuat keluarga Kristen merubah dan memperbaharui keadaan untuk generasi mendatang. Semoga Natal penuh sukacita dan damai, dan kita bisa menjadi terang meskipun di era teknologi yang gampang provokasi. Dengan pendidikan iman dan karakter di keluarga, kedamaian dapat dijaga bersama orang dari latar belakang berbeda."(/*MB)
