KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menghadiri acara pengecoran perdana footplate (cakar ayam) pembangunan Pastori Gereja Masehi Musafir Indonesia (GMMI) Jemaat Persaudaraan di Kelurahan Nunbaun Sabu, Jumat (18/4).
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD Kota Kupang, Richard Odja, Ketua Majelis Jemaat Persaudaraan Nunbaun Sabu, Pdt. Yeheskiel Hede, S.Th., M.A., Ketua Panitia Pembangunan, Resben Mitabae, S.H., M.Hum., sejumlah pendeta GMMI, para presbyter, Ketua Persekaria, Ketua Persekawan, pemuda jemaat, tokoh masyarakat, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang menyampaikan selamat atas dimulainya pembangunan pastori dan berharap agar pembangunan ini dapat berjalan lancar, selesai tepat waktu, serta sesuai rencana.
Wali Kota juga mengajak seluruh jemaat untuk terus membangun semangat kebersamaan dan saling mendukung. “Hal tersebut akan menjadi kekuatan dalam mencapai tujuan bersama, seperti pepatah mengatakan: Jika ingin cepat, pergilah sendiri. Tapi jika ingin jauh, pergilah bersama-sama,” ungkapnya.
Ia berharap, bangunan pastori ini tidak hanya menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi pendeta dan keluarganya, tetapi juga menjadi rumah yang terbuka dan humanis bagi masyarakat sekitar.
Ketua DPRD Kota Kupang, Richard Odja, dalam sambutannya mengakui bahwa tidak banyak gereja yang mampu mewujudkan pembangunan sesuai rencana karena kerap kali dihadapkan pada perbedaan pendapat di internal jemaat. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun, senada dengan yang disampaikan Wali Kota.
“Saya percaya setiap batu bangunan yang diletakkan di sini berasal dari keringat, semangat, dan partisipasi jemaat. Jemaat adalah kekuatan dan aset utama gereja,” tandasnya.
Richard juga menyampaikan dukungan lembaga legislatif terhadap pembangunan pastori tersebut dan memastikan akan menjadi perhatian bersama antara DPRD dan Pemerintah Kota Kupang ke depan.
Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat Persaudaraan, Pdt. Yeheskiel Hede, S.Th., M.A., menjelaskan bahwa pembangunan pastori ini telah direncanakan sejak dua tahun lalu, namun baru bisa direalisasikan pada tahun 2025 yang bertepatan dengan momentum Jumat Agung.
Ia menyebutkan, pastori tersebut akan dibangun dua lantai dan dihuni oleh dua keluarga pendeta. Proyek ini menelan anggaran lebih dari Rp2 miliar dan dirancang terkoneksi langsung dengan bangunan gereja agar pelayanan kepada jemaat bisa lebih cepat, fokus, dan terbuka selama 24 jam.(*/Jle)