KUPANG, LIPUTANNTT.com, Flobamora Film Festival menggelar ruang diskusi sinema yang kreatif melalui kolaborasi Program KFK Film LAB dengan Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya (MTN Seni Budaya).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Marungga 2 Hotel Sasando Kupang ini diikuti oleh sebanyak 120 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa, komunitas lokal hingga instansi pemerintah daerah.
Program kolaborasi ini membuka ruang diskusi publik yang membahas proses kreatif lahirnya film pertama dari ide cerita, pengembangan cerita, hingga penyusunan naskah.
Talkshow menghadirkan narasumber sineas nasional sekaligus mentor KFK Film Lab 2025, Jason Iskandar (Produser dan Founder Studio Antelope), Fanny Chotimah (Sutradara Film), dan Khozy Rizal (Sutradara Film) yang telah memenangkan penghargaan bergengsi di festival film kelas dunia.
Direktur Flobamora Film Festival Yedida A. Letedara dalam sambutannya berterima kasih atas kehadiran para narasumber serta peserta dalam diskusi ini.
“Kehadiran teman-teman sangat berarti dalam merayakan sinema Flobamora Film Festival serta belajar bersama dalam ruang kreatif ini. Kami juga mendapatkan banyak dukungan bukan saja dari Pemprov NTT tetapi juga dari para mitra yang sungguh terlibat demi kelancaran festival ini,” ujarnya.
Ia turut mengapresiasi dukungan Kementerian Kebudayaan RI melalui Ditjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (Ditjen PPPK). Lewat MTN Seni Budaya, Ditjen PPPK menghadirkan program terstruktur untuk membangun karier di dunia seni, khususnya film. MTN Seni Budaya juga menjangkau dan mengedukasi individu, pegiat, dan komunitas film dari berbagai daerah di NTT.
MTN Seni Budaya adalah program prioritas nasional yang bertujuan untuk menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan.
Rambu Nitbani Programmer sekaligus moderator diskusi program ini mengungkapkan diskusi ini menjadi salah satu agenda penting dari Flobamora Film Festival.
“Diskusi kolaborasi MTN AsahBakat dan KFK Film Lab menjadi ruang berharga bagi peserta untuk belajar langsung dari para filmmaker yang tahun ini menjadi mentor Film Lab 2025. Dalam dua sesi sharing, para pembicara membagikan perjalanan mereka di industri film, tantangan yang dihadapi, serta pengalaman yang menguatkan keyakinan mereka untuk terus berkarya,” ujarnya.
Tak hanya itu, peserta juga mengenal peran Film Lab sebagai wadah pengembangan ide, membangun jejaring, serta memperkaya kreativitas melalui workshop dan pitching. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberi inspirasi, tetapi juga memotivasi peserta untuk terus belajar dan menjadi bagian dari ekosistem film yang berkembang.
Khozy Rizal dalam diskusi ini mengungkapkan ada proses panjang untuk membawa karyanya sampai ke festival. Film pertamanya mengangkat isu maskulinitas toxic.
Selain MTN AsahBakat, keterlibatan MTN Seni Budaya di Flobamora Film Festival adalah dihadirkannya MTN IkonInspirasi yang mempertemukan peserta dengan tokoh untuk berbagi wawasan dan pengalaman kreatif.
“Hal yang paling sulit adalah membangun kepercayaan kru tentang film yang akan kita buat dan visi untuk film yang kami buat dikirim ke beberapa festival, dan mempertemukan kami dengan banyak orang baru yang membuka wawasan,”ujarnya.
Ketiga narasumber ini memberikan sudut pandang yang memperkaya wawasan peserta dalam diskusi ini yang berfokus pada perjalanan kreatif di balik lahirnya film pertama, mulai dari menemukan ide, membangun struktur cerita, hingga menghadapi tantangan yang muncul dalam penulisan naskah maupun produksi.
Umbu Nababan peserta sekaligus alumni KFK Film Lab 2024 sangat berterima kasih dan mengapresiasi diskusi ini. Ia menilai dengan adanya sesi talkshow kolaborasi MTN Seni Budaya dapat menjadi ruang belajar bersama yang terbuka luas bagi siapapun.
“Diskusi ini sangat menarik karena membuka wacana berpikir, menambah wawasan tentang bagaimana film pendek dan ekosistemnya bekerja, serta memahami proses lahirnya ide awal sebuah film. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat, terutama bagi teman-teman yang bercita-cita membuat film pendek baik sekadar untuk hobi maupun yang ingin serius di industri film,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Film Lab 2024 menjadi workshop pertama yang ia ikuti dan membuka banyak peluang baru.
“Pasca mengikuti Film Lab, saya bisa membuat film bersama beberapa lembaga dan bahkan lolos Kompetisi Film NTT. Saya sangat berterima kasih untuk ruang belajar di KFK Film Lab, ini kegiatan yang luar biasa dengan mentor-mentor yang sangat mendukung,” ujarnya
Mewakili komunitasnya Ana Humba Community, ia juga menyampaikan event festival ini menjadi pemantik yang baik untuk menghidupkan ekosistem film di NTT secara keseluruhan.
Program ini diharapkan dapat mendorong terciptanya ekosistem film yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk sesi diskusi, workshop komunitas, dan pemutaran film pilihan yang relevan dengan konteks lokal maupun nasional.
Tentang Flobamora Film Festival:
Flobamora Film Festival adalah festival film pendek berskala nasional pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival ini berawal dari Parade Film NTT pada tahun 2021 dan pertama kali diadakan pada 27 hingga 30 Oktober 2023 oleh Komunitas Film Kupang (KFK). Sejak saat itu, Flobamora Film Festival menjadi acara tahunan. Sejak awal, Flobamora Film Festival berkomitmen untuk memberikan ruang apresiasi dan edukasi bagi sineas di NTT, sekaligus membangun jaringan nasional dan internasional di tingkat individu, komunitas, organisasi, dan festival.(*)