Kupang, LIPUTANNTT.Com,Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyatakan kesiapan mendukung kegiatan _Indonesia-Pacific Cultural Synergy_ (IPACS) yang akan dilangsungkan di Kupang, pada 11-13 November 2025 mendatang.
Hal tersebut ia sampaikan saat beraudiensi dengan tim Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (26/10/2025).
Dalam audiensi tersebut, tim Kementerian Kebudayaan RI juga meminta kesediaan Gubernur NTT menjadi salah satu pembicara utama dalam acara puncak IPACS.
Tim Kementerian Kebudayaan RI diwakili oleh Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman Effendi, Pelaksana Harian Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Khanifudin Malik, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Provinsi NTT, Haris Budiharto, Kepala Subbagian Umum BPKW XVI, Windo Thalibana, Staf Dirjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Dyas Cahaya Mariansyah, Staf IPACS Kemenbud, Alya Nurhaliza, serta konsultan IPACS Kemenbud, Ade Damia.
Sementara itu, Gubernur NTT didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT, Mahidin Sibarani, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT, Frederik Koenunu, Inspektur Provinsi NTT, Stefanus Halla, serta Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Eldisius Angi.
“Teknisnya nanti kita bikin tim juga supaya kami bisa mempersiapkan semua. Nanti diatur dengan baik. Intinya, provinsi siap mendukung kegiatan ini dengan baik, tentu dengan kemampuan yang kami miliki. Kurang lebihnya nanti teman-teman Jakarta bantu _support._ Jika mengalami satu dua kendala, kami akan sampaikan ke pusat,” ujar Melki singkat.
Menurut Melki, IPACS merupakan momentum yang tepat untuk menegaskan posisi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia di kancah nasional dan internasional.
Dalam kesempatan berbeda, ketika membuka kegiatan kemah Budaya Tahun 2025, pada Rabu (22/10/2025) lalu, Melki menegaskan bahwa momentum ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga cara NTT menunjukkan kesiapannya menjadi jendela peradaban Melanesia di Asia Pasifik.
“Kita ingin agar festival ini menjadi momentum untuk mempromosikan keindahan alam, kuliner, dan produk-produk kreatif Flobamorata. Dunia harus tahu bahwa NTT tidak hanya kaya budaya, tapi juga punya potensi besar di bidang pariwisata dan ekonomi lokal,” ujar Melki pada kesempatan tersebut.
Berdasarkan informasi dari Ditjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud RI, IPACS dilaksanakan di Kupang sebagai bentuk diplomasi halus _(soft diplomacy)_ Indonesia di kancah internasional. IPACS 2025 juga hadir sebagai momentum strategis untuk memperkuat jejaring, mengembangkan inovasi, serta menegaskan kembali peran budaya dalam agenda pembangunan pasca-2030, demi ketahanan, aksi iklim, dan pelestarian warisan bagi generasi mendatang.
IPACS dilakukan dengan tujuan penguatan jejaring budaya, dialog dan apresiasi, implementasi _Culture 2030 Goal_, diplomasi inklusif regional, dan pemberdayaan berbasis komunitas. Kegiatan dilaksanakan dengan prinsip penguatan hubungan antara Indonesia dan negara-negara Pasifik, pertukaran budaya yang setara dalam proses penciptaan budaya Pasifik, kesadaran akan urgensi perubahan iklim, menjaga pembangunan berkelanjutan, serta perwujudan pengaruh dan kepemimpinan Indonesia dalam dunia internasional.
Dalam kesempatan yang sama, tim Ditjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud RI menyampaikan bahwa undangan telah disebarkan ke tujuh belas negara di Pasifik-Oseania. Ketujuh belas negara tersebut adalah Negara Federasi Mikronesia, Republik Fiji, Republik Kiribati, Republik Nauru, Kaledonia Baru, Republik Palau, Papua Nugini, Republik Kepulauan Marshall, Samoa, Kepulauan Salomon, Kerajaan Tonga, Tuvalu, Republik Vanuatu, Kepulauan Cook, Polinesia Prancis, Niue, dan Republik Demokratik Timor Leste. Dari negara-negara undangan tersebut, 10 negara telah mengkonfirmasi kehadiran mereka, dan lima di antaranya menyatakan akan menghadirkan langsung Menteri Kebudayaan dari masing-masing negara.
IPACS akan diawali dengan residensi selama satu minggu, yang berlangsung pada 3 -10 November 2025 di Kupang. Residensi ini dihadiri oleh tiga praktisi budaya dari negara-negara undangan. Para praktisi budaya akan belajar tentang kerajinan bambu, musik dan tari tradisional di Kupang sebelum memamerkan hasil karya residensinya pada acara puncak penyelenggaraan IPACS.(*)

