KUPANG, LIPUTANNTT.Com,Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis, S.Sos., M.Sc., secara resmi membuka Festival Sepe 2025 yang digelar di Taman Nostalgia, Sabtu (1/11). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Kupang bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kupang, dengan dukungan penuh dari pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat.
Turut hadir dalam pembukaan festival, Branch Manager PT Taspen (Persero) Cabang Kupang, Peter Laurensius Samosir, perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTT, Staf Ahli Wali Kota, para Asisten Sekda, serta Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kota Kupang.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan rasa syukur dan sukacita atas terselenggaranya Festival Sepe, serta memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi.
“Atas nama Pemerintah Kota Kupang, saya menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pariwisata, Dekranasda, panitia pelaksana, para penenun, serta pelaku ekonomi kreatif yang turut menyukseskan kegiatan ini,” ujar Serena.
Wakil Wali Kota juga memberikan apresiasi khusus kepada PT Taspen (Persero) Cabang Kupang atas dukungannya terhadap pelaku UMKM melalui penyerahan booth UMKM SABOAK secara simbolis kepada Pemerintah Kota Kupang.
“Langkah ini mencerminkan sinergi indah antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menumbuhkan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Serena menyoroti makna filosofis bunga Sepe atau flamboyan merah yang mekar di penghujung tahun, sebagai simbol harapan, sukacita, dan kerinduan akan rumah.
“Ketika bunga Sepe mulai mekar di setiap sudut kota, kita diingatkan untuk pulang, pulang kembali pada nilai-nilai persaudaraan dan kasih yang menjadi dasar kehidupan orang Kupang,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Festival Sepe bukan sekadar ajang menampilkan keindahan bunga flamboyan, tetapi juga upaya meneguhkan Sepe sebagai ikon budaya dan identitas Kota Kupang.
Dalam momentum ini, Wakil Wali Kota juga mengumumkan bahwa Tenun Ikat Motif Bunga Sepe telah resmi memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Tahun ini, Festival Sepe digelar pada 1-2 November 2025 di Taman Nostalgia, yang kini dikenal sebagai pusat kegiatan SABOAK (Sunday Market Buat Orang Kupang).
“Lokasi ini dipilih agar semangat budaya dan ekonomi kreatif dapat berpadu menjadi satu gerak bersama,” jelas Serena.
Ia menambahkan bahwa SABOAK, yang telah memasuki minggu ke-19 sejak diluncurkan pada 21 Juni 2025, kini menjadi ruang pertemuan warga, wadah promosi UMKM, dan simbol gotong royong orang Kupang.
“Festival Sepe di tengah suasana SABOAK ini menjadi bukti bahwa budaya dapat menghidupkan ekonomi, dan ekonomi dapat menjaga budaya,” tutupnya sebelum membuka Festival Sepe 2025 secara resmi.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Sepe 2025, Margaritha Salean, S.E., M.A., dalam laporannya menjelaskan bahwa festival ini merupakan momentum istimewa untuk merayakan keindahan bunga flamboyan atau Sepe yang menjadi simbol persatuan dan kerinduan masyarakat Kota Kupang.
“Saat memasuki bulan November, rona merah kekuningan bunga Sepe menghiasi setiap sudut kota. Warna yang indah ini hanya muncul sekali setahun dan selalu mengingatkan kita akan kampung halaman,” ungkapnya.
Festival bertema “The Charm of Weaving in the Soul of the Successor” (Pesona Tenunan dalam Jiwa Sang Penerus) ini menampilkan berbagai kegiatan budaya dan kreatif, antara lain: Lomba Tenun Motif Sepe, Fashion Show Casual Mix Motif Sepe, Lomba Mewarnai Anak, Activity Komunitas Kota Kupang, dan Expo UMKM terintegrasi dengan kegiatan SABOAK.
Tujuan utama Festival Sepe 2025 antara lain Mempromosikan Sepe sebagai ikon Kota Kupang; Menjadikan Kota Kupang sebagai daerah tujuan wisata; Menetapkan Festival Sepe sebagai agenda tahunan Pemerintah Kota Kupang.
Peserta festival melibatkan anak-anak PAUD hingga mahasiswa, pelaku ekonomi kreatif, komunitas, seniman, dan budayawan Kota Kupang.
Festival Sepe merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Kupang dalam memperkuat identitas budaya lokal dan mendorong ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, sejalan dengan visi pembangunan “Kota Kasih: Rumah Bersama yang Maju, Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan.” ( El)

