KUPANG, LIPUTANNTT.com,Wakil Gubernur NTT, Jhony Asadoma, hadir dan menjadi narasumber dalam Diskusi Panel Sidang Majelis Daerah Umum Badan Pengurus Daerah NTT Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang digelar di Grand Mutiara Ballroom, Kupang, Kamis (10/7) siang. Turut menjadi narasumber, Direktur Kepatuhan Bank NTT, Kristoforus Adoe.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Sekretaris Umum Badan Pengurus Pusat GBI, Pdt. Himawan Leonardo, Ketua Badan Pengurus Daerah NTT GBI, Pdt. Oder Maks Sombu, serta para Pejabat dan Pimpinan Gereja Bethel Indonesia se-NTT.
Dalam diskusi tersebut, Wakil Gubernur NTT menyampaikan sejumlah pokok pikiran strategis yang relevan dengan situasi dan kebutuhan daerah saat ini. Ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Provinsi NTT, termasuk isu stunting, kemiskinan, dan rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun demikian, menurut Wagub, tantangan tersebut juga membuka ruang bagi berbagai peluang pembangunan jika dikelola secara kolaboratif dan inovatif. Dalam paparannya, Wakil Gubernur NTT memperkenalkan Dasa Cita Melki-Jhony, sepuluh agenda prioritas pembangunan Provinsi NTT yang dirancang sebagai jawaban terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi saat ini.
Salah satu sorotan utama dalam paparannya adalah seruan untuk bersama-sama memerangi stunting. Ia mengajak seluruh jajaran Gereja Bethel Indonesia agar turut berperan aktif dalam pengentasan stunting, dengan menekankan pentingnya perhatian terhadap gizi keluarga, kebersihan lingkungan, serta pengelolaan keuangan rumah tangga.
"Kita tidak bisa hanya berharap pada pemerintah. Gereja, sebagai elemen penting dalam masyarakat, dapat mengambil bagian dalam advokasi gizi, pendampingan keluarga, dan edukasi pola hidup sehat," tegas Wagub Johni.
Ia juga menggarisbawahi perlunya peningkatan PAD untuk memperkuat kemampuan pemerintah dalam menyelenggarakan program-program pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
Dalam semangat kolaboratif, Wagub mengajak GBI dan seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan daerah melalui program-program prioritas seperti Quick Wins serta berbagai inisiatif baru seperti : Koperasi Merah Putih, Meja Rakyat, dan Sekretariat Bersama Ayo Bangun NTT.
Program-program tersebut diarahkan untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi rakyat, mendorong produksi lokal, membuka lapangan kerja, dan membangun solidaritas sosial.
Menutup sesi diskusi, Wakil Gubernur menyerukan pentingnya membangun sinergi antara pemerintah dan Gereja dalam berbagai sektor strategis, diantaranya :
1. Pemberdayaan Ekonomi Jemaat dan Komunitas,
2. Advokasi Kesehatan dan Pendidikan,
3. Pembangunan Sumber Daya Manusia,
4. Pengembangan Produk Unggulan Daerah melalui konsep One Village One Product (OVOP).
“Kita tidak mungkin membangun NTT secara parsial. Pemerintah tidak bisa sendiri. Gereja pun tidak bisa sendiri. Mari kita bangun NTT bersama. Membangun manusia yang utuh dengan kasih, dengan iman, dan dengan kerja nyata,” pungkas Wakil Gubernur Johni Asadoma.(*/ ow)