Kupang, LIPUTANNTT.com,DPD PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Apel Siaga Bencana pada Senin, 29 Desember 2025, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di wilayah NTT yang rawan cuaca ekstrem pada musim hujan.
Apel siaga ini diikuti oleh jajaran pengurus partai, kader, relawan, serta melibatkan unsur pemerintah dan instansi teknis terkait kebencanaan.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT, Patrisius Laliwolo, dalam arahannya menegaskan bahwa partai harus selalu hadir bersama rakyat, terutama dalam situasi darurat bencana.
“Apel siaga ini merupakan bentuk komitmen PDI Perjuangan untuk selalu siap siaga dan responsif terhadap kondisi kebencanaan. Kader partai harus berada di garda terdepan membantu masyarakat yang terdampak bencana,” ujar Patrisius.
Ia menambahkan, sinergi antara partai, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana di NTT.
Sementara itu, perwakilan BPBD Provinsi NTT, Gasper Losa Manisa, menyampaikan bahwa wilayah NTT memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
“Kami mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah rawan bencana. Kesiapsiagaan sejak dini sangat penting untuk meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan,” jelas Gasper.
Ia juga mengapresiasi langkah DPD PDIP NTT yang secara aktif mendorong kesiapan kader dan relawan dalam menghadapi situasi darurat.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan BMKG, Helmi Yofin Mega Mila, menyampaikan kondisi dan prakiraan cuaca di wilayah NTT yang berpotensi mengalami peningkatan curah hujan disertai angin kencang dalam beberapa waktu ke depan.
“BMKG mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah NTT. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi resmi BMKG dan menghindari aktivitas di daerah rawan saat cuaca buruk,” ungkap Helmi.
Apel Siaga Bencana ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi lintas sektor serta memperkuat kesiapan seluruh elemen dalam menghadapi kemungkinan bencana, sehingga penanganan dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.(* Hm)

