KUPANG, LIPUTANNTT.com,Pemerintah Kota Kupang melalui Wakil Wali Kota, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ketangguhan daerah menghadapi bencana. Hal ini ditandai dengan kehadiran Wakil Wali Kota pada kegiatan Deklarasi dan Lokakarya Penguatan Kapasitas Kecamatan melalui Gerakan KENCANA (Kecamatan Tangguh Bencana) yang berlangsung di Hotel Aston Kupang, Kamis (22/05).
Kegiatan yang digelar atas kerja sama Pemerintah Provinsi NTT, Kemendagri RI, dan Program SIAP SIAGA (Kemitraan Australia-Indonesia untuk Manajemen Risiko Bencana) ini, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Kosmas Damianus Lana, SH, M.Si. Hadir pula secara daring Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Drs. Edi Suharmanto, M.Si., serta Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Bina Adwil, Evan Ferdianto, ST, MAB.
Wakil Wali Kota dalam sambutannya mengapresiasi Gerakan KENCANA sebagai inisiatif strategis untuk membangun kesiapsiagaan di tingkat kecamatan. Menurutnya, pendekatan kolaboratif lintas sektor—termasuk keterlibatan aktif kelompok rentan seperti penyandang disabilitas—adalah kunci utama dalam menciptakan sistem penanggulangan bencana yang inklusif dan responsif.
“Kegiatan ini sangat penting, bukan hanya untuk memperkuat kesiapsiagaan, tetapi juga membangun kolaborasi lintas sektor yang inklusif, terutama melibatkan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya sistem peringatan dini yang dapat diakses oleh semua kalangan, seperti pesan singkat untuk penyandang tuli atau peringatan visual dan suara khusus bagi warga dengan keterbatasan.
Wakil Wali Kota juga mendorong semangat gotong royong antar-kelurahan dalam situasi darurat, di mana kelurahan yang tidak terdampak dapat membantu kelurahan terdampak.
Direktur MPBK Kemendagri, Drs. Edi Suharmanto, M.Si., dalam arahannya mengapresiasi peran aktif Pemerintah Kota Kupang yang dinilainya sebagai pionir nasional dalam implementasi Gerakan KENCANA. Ia menggarisbawahi bahwa penguatan kapasitas kecamatan sangat krusial mengingat lebih dari 7.000 kecamatan di Indonesia berada di zona rawan bencana.
“Kecamatan adalah unit pemerintahan terdekat dengan masyarakat. Penguatan kapasitas di level ini sangat penting untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sub-urusan bencana,” ujarnya.
Edi Suharmanto juga menegaskan enam arahan penting bagi pemerintah daerah dalam mensukseskan gerakan ini:
1. Pemetaan wilayah rawan bencana
2. Percepatan implementasi SPM bencana
3. Penguatan kolaborasi multipihak
4. Optimalisasi peran Forkopimcam
5. Pembentukan tim koordinasi bencana di tingkat kecamatan
6. Pengalokasian anggaran kebencanaan dalam APBD
Sebagai simbol komitmen bersama, acara ditutup dengan penyematan rompi dan pin KENCANA. Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Bina Adwil, Evan Ferdianto, ST, MAB, menyerahkan Buku Saku KENCANA kepada Wakil Wali Kota Kupang dan menyematkan pin kepada tiga Camat dari Kabupaten Kupang. Sementara itu, Wakil Wali Kota Kupang menyematkan pin kepada enam Camat se-Kota Kupang.
Deklarasi ini menjadi titik awal bagi Kota Kupang dan NTT untuk melangkah lebih tangguh dalam menghadapi risiko bencana, dengan pendekatan yang lebih sistematis, inklusif, dan berkelanjutan.(*/ Dev)